Dukung Layanan Destinati Wisata, Kementerian PUPR Tingkatkan Konektivitas Jalan Lingkar Morotai
Jalur lingkar Morotai. (Foto: Kementerian PUPR)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan 10 destinasi wisata yang termasuk di dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Tanah Air, salah satunya Pulau Morotai. Untuk mendukung destinasi wisata di daerah tesebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun akses jalan. 

Pulau Morotai sebagai salah satu pulau terluar dan terdepan di wilayah perbatasan Indonesia menyimpan potensi kekayaan alam bahari dan budaya, dengan sejumlah obyek wisata yang ditawarkan seperti Pantai Dodola, Pulau Zumzum, dan Museum Trikora.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk meningkatkan konektivitas antar destinasi wisata di pulau tersebut, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan penanganan jalan berupa peningkatan kualitas jalan sepanjang 189,21 km dan penanganan jembatan sepanjang 430,88 meter pada Ruas Jalan Lingkar Morotai yang dilaksanakan pada tahun 2020 hingga 2021 dengan anggaran sebesar Rp195,9 miliar.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pembangunan ruas Jalan Lingkar Morotai merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres Nomor 56 Tahun 2018. Menurut dia, peningkatan aksesibilitas serta konektivitas jaringan infrastruktur jalan dapat memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan perjalanan wisatawan menuju lokasi-lokasi wisata di Pulau Morotai.

"Akses jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan wisata," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima VOI, Senin, 19 Oktober.

Penanganan Ruas Jalan Lingkar Morotai yang dilakukan Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terbagi dalam 8 paket pekerjaan yaitu, paket pembangunan jalan Sofi-Wayabula 1 sepanjang 3,5 km dengan anggaran sebesar Rp38,9 miliar telah terkontrak pada 13 Oktober 2020 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2022.

Kedua, paket preservasi ruas jalan BTS Kota Daruba-Deo/Sangowo-Bere Bere-Sofi-Daruba-Wayabula sepanjang 185,71 km dengan anggaran sebesar Rp15 miliar dengan progres mencapai 81 persen dan ditargetkan selesai Desember 2020.

Ketiga, terdapat 6 paket pembangunan dan penggantian jembatan dengan biaya sebesar Rp430,88 miliar terdiri dari paket pembangunan jembatan Sofi-Wayabula 1 sepanjang 92 meter dengan anggaran sebesar Rp23 miliar dan progresnya mencapai 90,5 persen ditargetkan selesai Maret 2021.

Keempat, paket pembangunan Sofi-Wayabula 2 sepanjang 111 meter dengan anggaran Rp27,9 miliar dan progresnya mencapai 78,5 persen ditargetkan selesai Februari 2021. Kelima, paket pembangunan jempatan Sofi-Wayabula 3 sepanjang 63 meter dengan anggaran sebesar Rp17 miliar dan progresnya mencapai 97,7 persen ditargetkan selesai Februari 2021.

Keenam, paket pembangunan Jembatan Ake Godoa Lamo sepanjang 82,9 meter dengan anggaran Rp30 miliar progresnya mencapai 93,5 persen ditargetkan selesai Februari 2021. Kemudian, paket pembangunan Jembatan Ake Cio Dalem sepanjang 60 meter dengan anggaran sebesar Rp27,1 miliar progresnya mencapai 92,7 persen ditargetkan selesai Februari 2021.

Terakhir, paket penggantian jembatan di Pulau Morotai sepanjang 21,6 meter dengan anggaran Rp8,7 miliar progresnya telah mencapai 100 persen.

Selain KSPN, Pulau Morotai dikenal sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang terhubung dengan Bandara Pitu, Pelabuhan Daruba, dan Pelabuhan Wayabula. Peningkatan kualitas konektivitas diharapkan mendukung pengembangan ekonomi daerah, di antaranya sektor pariwisata di Maluku Utara.

Basuki mengatakan, tersambungnya jalan dari wilayah Wayabula-Sofi akan mendukung terwujudnya Pulau Morotai sebagai pintu gerbang perdagangan di Indonesia atau pusat logistik di wilayah perbatasan.

"Hal ini akan memberikan peluang besar Pulau Morotai sebagai sentra kegiatan perdagangan kawasan pasifik dan pusat ekonomi di Indonesia bagian Timur di masa depan," tuturnya.