Bagikan:

JAKARTA - Dua hari lalu, bom rakitan meledak di Desa Padang Serunaian, Bengkulu. Bahkan, akibat peristiwa itu, seorang warga sekitar, Halidin mengalami luka. Meski demikian, polisi menegaskan dentuman itu tak terkait dengan aksi teror dan lebih mengarah kepada gelaran Pemilihan Kepala Desa (Pilkades).

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan, untuk memastikan motif di balik ledakan itu, penyidik dari Polda Bengkulu telah meminta keterangan sejumlah saksi. Tercatat, telah sepuluh orang diperiksa terkait ledakan.

"Hari ini sudah diperiksa sepuluh saksi. Terdiri dari perangkat desa dan masyarakat," ucap Asep di Jakarta, Senin, 13 Januari.

Selain itu, penyidik mengumpulkan sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan ledakan tersebut. Terkait tersangka, penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkapnya. "Masih dalam penyelidikan (soal tersangka) tetapi motif jelas tidak terkait terorisme," tegas Asep.

Di kesempatan berbeda, Kabid Humas Polda Bengkulu Kombes Sudarno menyebut dugaan ledakan itu berkaitan dengan Pilkades lantaran anak dari korban ikut berpartisipasi dalam ajak pemilihan tersebut.

Terlebih, jika mundur beberapa hari sebelumnya ledakan, korban sempat terlibat keributan. Hanya saja, tak dijelaskan secara rinci penyebab atau masalah yang menjadi pemicu. Maka, untuk membuktikan semua dugaan itu, penyidik terus melakukan penyelidikan.

"Kemarin beberapa waktu yang lalu ribut, itu didamaikan. Sempat ribut, tapi itu masih dugaan. Kami masih penyelidikan," ungkap Sudarno, Sabtu, 11 Januari.

Tekait dengan jenis bom, perkara itu belum dapat dipastikan. Hanya saja, sempat ditegaskan jika bom itu tidak berdaya ledak tinggi atau high explosive. Hal itu dilihat dari tidak adanya kerusakan di lokasi kejadian ledakan tersebut.

"Low explosive, karena di TKP juga tidak ada yang rusak," tandas Sudarno.