Pelajar di Surakarta Tetap Wajib Pakai Masker Saat PTM
Ilustrasi anak sekolah. (Antara)

Bagikan:

SURAKARTA - Seluruh pelajar di Kota Surakarta tetap wajib menggunakan masker saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Ketentuan itu diterapkan pemerintah kota (pemkot) setempat meski kasus COVID-19 nasional melandai.

"Khususnya di lingkungan sekolah, anak-anak wajib bermasker," kata Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa di Solo, Senin 23 Mei.

Ia mengatakan kewajiban tersebut tidak hanya harus diikuti oleh para pelajar tetapi juga guru dan tenaga pendidikan mulai dari datang ke sekolah hingga pembelajaran usai.

Menurut dia, regulasi tersebut dituangkan dalam surat edaran (SE) terbaru penanganan COVID-19 yang berlaku mulai pekan ini, tepatnya pada tanggal 24 Mei-6 Juni 2022.

Meski demikian, kata dia, aturan tersebut tidak berlaku untuk masyarakat umum.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menganjurkan masyarakat bisa melepas masker jika berada di ruang terbuka dengan jumlah orang yang tidak terlalu banyak.

Meski demikian, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka meminta masyarakat untuk tetap mengenakan masker sambil menunggu arahan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Kalau Pak Wali (Gibran) kan menunggu dari Pak Gubernur. Biarpun di lingkungan masyarakat sudah ada yang membuka masker, tapi 75 persen masih bermasker," ujarnya melansir Antara.

"Kejadiannya itu sekitar tanggal 11 atau 12 Mei. Saya dapat laporannya dari pihak keluarganya kalau anaknya itu (SV) diperkosa, terus rumahnya dibobol," kata Sujito saat ditemui di lokasi, Senin 23 Mei.

Berdasarkan keterangan SV, Sujito menceritakan bahwa saat itu ada tiga pria tak dikenal masuk ke dalam rumah korban.

Ketiga pria itu kemudian naik ke lantai 2 dan langsung melakukan penganiayaan berujung pemerkosaan terhadap SV. "Saya tanya ke korban, katanya orang masuk rumah dia, kemudian rumahnya dibobol," kata Sujito.

Sujito juga sempat mengecek ke rumah SV dan menanyakan warga sekitar. Namun tetangga di sekitar rumah SV mengaku tak mendengar suara berisik apapun pada waktu maupun tanggal kejadian itu.

Sujito sebagai ketua RT juga sudah sempat memastikan langsung kondisi SV. Ia melihat ada luka memar pada bagian wajah SV yang diduga akibat pemukulan.

"Dia sempat kasih lihat, dia luka di bagian mata sama bagian pipi bawah bagian kanan, luka memar. Ada pemukulan sepertinya, ada bekas dianiaya," kata Sujito.

Sebelumnya, kasus dugaan pemerkosaan ini diviralkan pria yang mengaku sebagai pacar korban lewat media sosial Twitter.

Lewat akun @amindrapindo pada Sabtu 21 Mei, pria itu sempat mengunggah cuitan bahwa kekasihnya yang tak lain adalah SV dirampok dan diperkosa tiga orang. Saat ini, cuitan tersebut sudah dihapus pemilik akun.