Moeldoko: Kata Jokowi, UU Cipta Kerja Telah Ubah Bangsa Indonesia Jadi Punya Harga Diri dan Martabat
Presiden RI, Joko Widodo dan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. (Foto: Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengimpikan terwujud-nya wajah baru Indonesia, yakni Indonesia Maju. Moeldoko menyebut sejak awal Presiden memiliki kepedulian dalam meletakkan pondasi Indonesia Maju.

"Presiden sangat peduli dalam meletakkan pondasi Indonesia Maju. Ada enam hal yang menjadi perhatian utama," ujar Moeldoko, dikutip dari Antara, Sabtu 17 Oktober.

Dia mengatakan keenam hal itu yakni, pertama, sebagai pemimpin Presiden harus menegakkan harga diri bangsa. Kedua, sebagai bangsa demokrasi, pemimpin harus menjaga kebebasan dalam berpendapat.

Ketiga, memberi rasa aman. Keempat, menjaga eksistensi bangsa agar tidak kalah dalam persaingan. Kelima pentingnya menjaga harmoni dalam berbangsa dan keenam membuat masyarakat bahagia.

Dia menyampaikan berdasarkan indeks kebahagiaan World Happiness Report, 2019, Indonesia berada pada peringkat 92 dari 156 negara dunia.

Di antara negara Asia Tenggara, indeks kebahagiaan Indonesia masih di bawah Singapura, Thailand, Filipina, bahkan Malaysia, dan hanya sedikit di atas Vietnam, Kamboja, dan Laos.

Dia mengatakan UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR akan turut mengubah wajah Tanah Air, di mana Indonesia akan memiliki harga diri dan martabat. Rakyat juga akan mempunyai daya saing, peluang, karier, serta masa depan.

Moeldoko menyebut Presiden Joko Widodo berani mengambil jalan terjal dan menanjak demi kepentingan rakyat, salah satunya terkait UU Cipta Kerja yang bertujuan baik namun mendapat berbagai penolakan.

"Saya melihat ada dua jenis pemimpin. Pemimpin yang menikmati kemenangannya, akan takut menjadi tidak populer dengan mengorbankan kepentingan rakyatnya. Sedangkan, Presiden Jokowi memilih untuk tidak takut mengambil risiko. Mengambil jalan terjal dan menanjak," kata Moeldoko.

Dia menyadari bahwa langkah Pemerintah terkait UU Cipta Kerja memang memunculkan risiko dan perdebatan. Tetapi dia menekankan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko, seperti yang dilakukan Presiden Jokowi.

Moeldoko menyampaikan sesungguhnya Presiden sedang mengambil sikap terhadap perubahan. Dia menegaskan saat ini diperlukan seorang pemimpin yang mampu menyiasati tantangan dengan pendekatan antisipasi dan pendekatan inovasi.

"UU Cipta Kerja ini merupakan salah satu pendekatan inovasi sosial yang mendesak perlu dilakukan Presiden," ujarnya.

Dia menekankan bonus demografi Indonesia ke depan luar biasa, sementara 80 persen angkatan kerja tingkat pendidikannya masih rendah.

Setiap tahun, kata dia, ada penambahan 2,9 juta angkatan kerja baru, dan pandemi ikut memperumit hingga menimbulkan banyak PHK dan juga pekerja yang dirumahkan.

Dia menyampaikan bahwa pemerintah memikirkan bagaimana masyarakat yang terkena PHK harus mendapatkan pekerjaan. Untuk itu pemerintah perlu menyederhanakan dan melakukan sinkronisasi berbagai regulasi yang menghambat penciptaan lapangan kerja.