Bagikan:

JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, merespons soal pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengamanatkan para relawan Projo agar tidak terburu-buru atau ojo kesusu berbicara Pilpres 2024. 

"Namanya juga politik, dinamika itu selalu berubah dinamis. Jadi tidak bisa membicarakan sesuatu lebih awal istilahnya Belanda masih jauh ojo kesusu, yang terburu-buru," ujar Ngabalin kepada wartawan, Senin, 23 Mei. 

Menurutnya, amanat Presiden pada Rakernas Projo itu harus dimaknai sebagai arahan pimpinan negara. Agar kondisi politik masih terjaga karena dapat berubah dengan cepat.  

"Situasi politik itu kan hitungan detik bisa cepat berubah jadi Pak Presiden harus memberikan pengarahan seperti itu dan beliau sebagai kepala negara," katanya. 

Ngabalin mengatakan, setiap pemimpin yang sukses dan berhasil mengerti siapa orang yang pas dan memiliki kapasitas, kapabilitas dan kemampuan leadership. Presiden, kata dia, juga mengerti tentang pemerintahan dan heterogennya bangsa ini. 

"Presiden punya wacana besar tentang bagaimana kehidupan orang menyatu suku bangsa yang berbeda-beda, Protestan, Katolik, Hindu, Budha Konghucu, Islam, negeri ini harus damai, negeri ini harus moderasi beragama, harus ada pokoknya. Kriteria itu tidak lepas dari pikiran dan gagasan besar Presiden Joko Widodo 'ojo kesusu'," paparnya.

Namun soal Jokowi yang dinilai dukung Ganjar, Ngabalin enggan mengomentari. Dia mengaku tidak tahu informasi tersebut.  

"Wah abang tidak ikuti informasi seperti itu," katanya.