JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) merespons sindiran PDI Perjuangan yang menyebut pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menuju 2024 terlalu dini.
Waketum PAN Viva Yoga Mauladi menilai KIB merupakan pendekatan para partai politik agar kerja sama tidak terjalin di penghujung waktu. Menurut Viva, adanya kesepakatan sejak awal akan mempermudah parpol untuk merencanakan platform koalisi dalam rangka visi Indonesia dan pemerintahan ke depan.
"KIB justru menjadi momentum yang baik untuk mentradisikan koalisi atau penggabungan parpol dalam mempersiapkan Pilpres 2024. Tidak diputuskan injury time, last minute," ujar Viva, Jumat, 20 Mei.
Viva menjamin, Koalisi Indonesia Bersatu tak akan mengganggu jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf lantaran dua ketum parpol penggagas merupakan seorang menteri. Yakni, Airlangga Hartarto dan Suharso Monoarfa.
BACA JUGA:
Menurut Viva, para Ketum dari tiga dari Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam KIB akan bertanggungjawab atas peningkatan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dijamin tidak akan mengganggu kinerja pemerintahan karena Pak Airlangga (Menko Bidang Perekonomian) dan Pak Suharso (Menteri PPN/Kepala Bapennas) adalah menteri presiden. Justru KIB bertanggungjawab atas peningkatan kinerja pemerintahan karena KIB merupakan bagian dari pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin," tegasnya.
Viva mengatakan, masing-masing parpol berhak untuk melakukan penjajakan. Selain itu upaya menjalin koalisi juga dijamin UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
"Upaya kreatif masing-masing partai politik untuk saling PDKT, pendekatan, saling lirik, saling jatuh cinta, dan bersepakat akan menuju pelaminan politik adalah hak dasar dari partai politik, yang tentu dijamin oleh UUD 1945 dan diperjelas di UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu," pungkasnya.