Bagikan:

MADIUN - PT Industri Nional Kereta Api (INKA) (Persero) menggandeng Politeknik Negeri Madiun (PNM) dan SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, untuk membuat 500 kursi kereta kelas eksekutif dengan nilai mencapai Rp5 miliar.

Kerja sama tersebut diwujudkan dengan melakukan penandatanganan kontrak yang dilakukan oleh Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju, Direktur Politeknik Negeri Madiun (PNM) Muhamad Fajar Subkhan, Direktur Teknologi PT DTECH Inovasi Indonesia Arfi’an Fuadi, dan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 1 Mejayan Sampun Hadam di Kampus I PNM, Jalan Serayu Kota Madiun, Jatim, Rabu, 11 Mei.

"Kerja sama proyek ini bertujuan untuk menciptakan lulusan sumber daya manusia yang siap kerja dan berpengalaman," kata Direktur Pengembangan PT INKA (Persero) Agung Sedaju dilansir Antara.

Ada pun, penandatangan kerja sama tersebut juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pendidikan (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Wikan Sakarinto.

Selain dua institusi vokasi tersebut PT INKA (Persero) juga mengajak DTECH-ENGINEERING, yakni perusahaan teknologi bertaraf internasional yang memiliki portofolio dan jam terbang tinggi dalam riset dan teknologi sebagai katalis dan akselerator agar program ini dapat berjalan dengan sempurna, serta menghasilkan "output" yang berkualitas tinggi.

Ia menambahkan kerja sama tersebut juga dalam rangka pengembangan pendidikan vokasi, khususnya dalam bidang manufaktur antara institusi pendidikan vokasi dengan dunia usaha.

"Untuk prosesnya nanti, dua institusi vokasi tersebut akan turut berperan serta dalam menyediakan kompetensi dan "resource" yang dibutuhkan INKA dalam proyek-proyeknya baik dalam bentuk produksi komponen maupun pekerjaan design dan pengembangan," kata Agung Sedaju .

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto mengapresiasi kerja sama tersebut. Karena selain yang pertama dilakukan, juga memberikan kesempatan bagi sekolah, kampus, siswa, dan mahasiswa untuk merasakan atmosfer kerja nyata yang tentunya berbeda dengan pendidikan.

"Ini merupakan satu konsep yang sangat Saya apresiasi. Jadi SMK dan penguruan tinggi vokasi dalam hal ini PolitekniK Negeri Madiun dan SMK PGRI 1 Mejayan menjadi lengan produksi atau mata rantai produksi dari sebuah industri yang skalanya nasional maupun internasional," katanya.

Diharapkan kegiatan tersebut akan menjadi contoh baik dalam kerja sama saling menguntungkan antara dunia industri dengan dunia pendidikan, yang berdampak langsung untuk mengurangi nilai impor komponen dan dapat mendukung bisnis PT INKA (Persero).