JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Andriadi Achmad, menilai langkah Presiden Joko Widodo yang meninjau Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, dan didampingi Gubernur Anies Baswedan merupakan bentuk pencitraan seolah mendukung ajang balapan tersebut.
Sebab seharusnya, Jokowi sudah menyatakan sikap mendukung meski selama ini partai politik pendukungnya menentang adanya perhelatan internasional tersebut. Utamanya, PSI dan PDIP.
"Sedari awal mestinya Jokowi mengambil sikap mendukung atau menolak adanya sirkuit Formula E seperti Sirkuit Mandalika," ujar Andriadi kepada VOI, Rabu, 27 April.
Sebagai presiden dari PDIP, lanjutnya, sikap Jokowi pastinya akan mencerminkan sikap partai, yakni menolak Formula E.
"Pihak yang paling menentang sirkuit Formula E yaitu partai pendukung utama Jokowi (PDIP dan PSI). Secara tidak langsung, sikap PDIP di DPRD Provinsi Jakarta mencerminkan sikap DPP PDIP dan Jokowi," kata Andriadi.
Oleh karena itu, Andriadi memandang, peninjauan Jokowi terhadap sirkuit Formula E adalah bentuk pencitraan yang seolah menunjukkan bahwa Presiden mendukung.
"Pencitraan seolah Jokowi mendukung, padahal dengan berhasilnya pembangunan Jakarta termasuk sirkuit Formula E, lebih menguntungkan Gubernur Anies Baswedan. Di mana saat ini memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi oleh berbagai lembaga survei untuk Capres 2024," tandasnya.