JAKARTA - Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan, hadirnya pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya pergeseran komposisi para tenaga kerja di banyak sektor pekerjaan.
Vivi menyampaikannya dalam diskusi bertajuk 'Tripartit: Strategi Pemulihan Inklusif di Masa Pandemi COVID-19' yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu 20 April.
“Secara umum Indonesia betul-betul terdampak ekonomi. Terkontraksi cukup dalam sampai ke minus 5, namun dengan berjalannya waktu, berbagai program serta upaya yang dilakukan, kita sudah kembali on track di kisaran 5," kata dia.
Vivi menuturkan, meskipun ekonomi negara mulai pulih secara bertahap. Namun tidak mudah untuk membangkitkannya kembali seperti semula karena masih ada beberapa provinsi yang perekonomiannya belum kembali normal.
Akibatnya, jumlah pengangguran meningkat tidak hanya pada kelompok berpendidikan rendah saja. Tetapi juga masyarakat yang telah menyelesaikan pendidikannya di jenjang universitas.
Hal itu kemudian berdampak pada pergeseran komposisi tenaga kerja dari sektor tersier seperti jasa, menjadi sektor primer seperti pertanian dan pertambangan, yang diindikasikan dengan perubahan komposisi tenaga kerjanya.
“Itu mengalami pengurangan karena kita tahu dengan adanya PSBB dan juga keterbatasan lainnya, pembatasan di berbagai daerah, tentunya banyak yang tidak bekerja atau mengalami pengurangan jam bekerja,” ujar Vivi.
Menurut Vivi, terjadinya pergeseran ketenagakerjaan disebabkan karena sektor primer seperti pertanian, kehutanan, perikanan dan pertambangan bersifat relative less contact-intensive dan informal dibandingkan sektor jasa.
Sehingga dapat dengan mudah dimasuki para pekerja karena tetap bisa berjalan dan adaptif, dengan perubahan peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah secara dinamis di masa pandemi COVID-19.
BACA JUGA:
Vivi juga menambahkan selain pergeseran sektor kerja, data milik Bappenas menunjukkan terjadi penurunan jam kerja dan pendapatan di tiap sektor pekerjaan tertentu. Seperti halnya yang terjadi pada sektor transportasi, penyedia akomodasi dan makan minum ataupun perdagangan besar dan eceran.
Oleh sebab itu, dirinya menyarankan agar pemerintah terus melakukan transformasi pada struktural ekonomi negara karena sektor primer relatif memiliki nilai tambah yang rendah juga rantai pasok yang pendek, sekaligus fokus terhadap peningkatan produktivitas dari para pekerja di Indonesia.
“Itulah mengapa strategi pemulihan selanjutnya perlu difokuskan pada peningkatan produktivitas tenaga kerja," tandasnya.