Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengingatkan pentingnya mengkorporasikan petani dan nelayan serta mengintegrasikannya dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), hingga perusahaan swasta. 

Dengan demikian, dia meminta jajarannya yang mengurusi hal itu bisa mencontoh Malaysia dan Spanyol. Dimana dua negara itu telah sudah berhasil melakukan hal itu.

"Saya sudah perintahkan seperti beberapa tahun yang lalu untuk melihat Felda di Malaysia, untuk melihat koperasi sapi di Spanyol. Ini model-model bisnis yang bagus sebenarnya tapi saya tidak tahu sampai sekarang kita belum bisa buat satu atau dua contohnya," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai pembentukan korporasi petani dan nelayan yang ditayangkan secara daring di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 6 September.

Menurutnya, mengkorporasikan petani dan nelayan ini penting guna meningkatkan taraf hidup serta mentransformasikan ekonomi. Apalagi, di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini, sektor pertanian ternyata telah menyumbangkan pemasukan tertinggi terhadap perekenomian nasional yang mengalami perlambatan sebesar 16,24 persen. 

Hal semacam inilah, kata Jokowi, yang seharusnya terus dijaga momentumnya. Termasuk dengan mendorong para petani dan nelayan untuk berkelompok secara besar dan dinaungi dengan korporasi agar mereka memiliki kemudahan untuk mengakses pembiayaan hingga memperkuat pemasaran produk yang dihasilkan.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini tak menampik jika saat ini sudah ada kelompok tani maupun kelompok nelayan. "Tapi belum terbangun sebuah model bisnis yang memiliki ekosistem yang yang bisa di link-an, disambungkan dengan BUMN, mungkin swasta besar," tegasnya.

"Saya melihat implementasi model korporasi petani dan nelayan belum berjalan optimal di lapangan," imbuhnya.

Sehingga, dirinya kemudian meminta agar BUMN hingga perusahaan swasta tak hanya masuk ke kelompok-kelompok tersebut untuk mengambil hasil akhir dari petani maupun nelayan. Jokowi meminta BUMN, BUMD, dan perusahaan swasta dapat masuk untuk melakukan pendampingan sehingga terbangun sebuah model yang bisnis yang benar-benar berjalan.

Selain itu, dirinya juga meminta agar jajarannya fokus dalam membangun satu atau dua modal bisnis yang bisa dijadikan contoh dan dasar pelaksanaan korporasi tani dan nelayan.

"Karena belajar dari pengalaman, saya yakin akan banyak kelompok tani, kelompok nelayan lainnya yang mau mengcopy, meniru kalau melihat ada contoh yang berhasil dan mencerahkan," ujarnya.

Terakhir, Jokowi meminta agar jajaran kementerian dan lembaga terkait terus memperkuat ekosistem yang ada dengan membuat regulasi. Sehingga pengembangan korporasi petani dan nelayan ini akan lebih kondusif lagi ke depannya.

"Saya minta kementerian dan lembaga memperkuat ekosistem yang kondusif bagi pengembangan korporasi petani dan nelayan melalui penyiapan regulasi yang mendukung kearah itu," pungkasnya.