Bagikan:

JAKARTA - Muncul lagi mutasi COVID-19 dengan subvarian XE, XD dan XF. Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, subvarian ini telah ditemukan di sejumlah negara.

Namun, Nadia menegaskan kasus infeksi ketiga subvarian virus corona ini belum ditemukan di Indonesia.

“Hingga saat ini baik sub varian XE, XD, maupun XF ini belum ditemukan di Indonesia,” kata Nadia dalam keterangannya, Jumat, 15 April.

Nadia menjelaskan, subvarian XE merupakan gabungan dari genetik sub varian BA.1 dan BA.2. Sementara, varian BA.1 dan BA.2 ini adalah mutasi dari varian Omicorn atau B.1.1.529.

Nadia menuturkan, subvarian XE dinilai lebih cepat menular dibandingkan subvarian BA.2. Namun belum cukup bukti-bukti epidemiologis untuk memperlihatkan perubahan nya di dalam masyarakat.

“Subvarian XE Ini pertama kali terdeteksi dari spesimen pada tanggal 19 Januari di Inggris dan di sana sudah ada 763 kasus XE yang ditemukan,” tutur Nadia.

Sementara, subvarian XD dan XF adalah gabungan dari varian Delta AY.4 dan subvarian BA.1. Sub varian XF sudah ditemukan di Inggris, tetapi masih sangat kecil jumlahnya.

Lebih lanjut, Nadia menyebut sampai saat ini tidak ada perbedaan gejala khusus pada ketiga sub varian tersebut. Sub varian ini masih merupakan satu jenis yang sama dengan varian Omicron.

Namun, kata dia, keberadaan sejumlah mutasi virus ini masih harus diwaspadai meskipun kondisi kasus COVID-19 di Indonesia sudah melandai.

“Artinya, ini masih menjadi kewaspadaan kita bahwa walaupun dikatakan lebih cepat menular dibandingkan varian Omicron," ungkap Nadia.

"Karena kita sebagai bagian dari upaya menekan penularan dan memitigasi dampak daripada penularan tersebut, maka subvarian–subvarian ini menjadi perhatian kita bersama,” tandasnya.