Pastikan BBM Aman di Jalur Mudik Lebaran 2022, Ganjar Komunikasi dengan PT Pertamina
Gubernur Ganjar Pranowo mengecek stok BBM di salah satu SPBU di Kabupaten Kendal, Senin 11 April. (Antara)

Bagikan:

JATENG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah menjalin komunikasi dengan PT Pertamina untuk memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) aman di jalur mudik. Utamanya di wilayah tinggi volume kendaraan melintas hingga jalur alternatif mudik.

"Tadi kita bicara dengan Pertamina agar menyiapkan suplai BBM termasuk di area yang nanti akan padat dan area yang nanti menjadi jalur alternatif, modularnya sekarang disiapkan agar dalam kondisi darurat betul-betul siap," kata Ganjar di Semarang, Selasa 12 April.

Menurut Ganjar, hal itu selaras dengan kebijakan atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan di lapangan saat ini seperti kenaikan harga Pertamax yang berdampak adanya migrasi konsumen ke Pertalite yang harganya tetap.

Berdasarkan laporan Pertamina, ujar dia, migrasi konsumen dari Pertamax ke Pertalite sudah ada sekitar lima persen.

"Pertalite menjadi idola bahan bakar, harga Pertamax naik sedangkan Pertalite tetap, maka banyak yang migrasi ke Pertalite, Jadi kita minta tadi dilakukan sosialisasi ke masyarakat bahwa ketersediaan ada, diamankan, dan sebagainya, termasuk solar," ujar politikus PDI Perjuangan itu.

Mudik lebaran tahun ini memang menjadi perhatian khusus dari Ganjar Pranowo sebab animo masyarakat terus meningkat berdasarkan tiga survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan sejak pertengahan Februari sampai akhir Maret 2022.

Survei pertama pada 14-28 Februari 2022, potensi pergerakan mudik secara nasional sebanyak 20,3 persen atau sekitar 55 juta jiwa. Jumlah itu meningkat pada survei kedua, 9-21 Maret 2022 atau setelah ada penghapusan syarat tes antigen bagi pelaku perjalanan menjadi 29,4 persen atau 79,4 juta jiwa.

Survei berikutnya, 22-31 Maret 2022, dan setelah didorong pengumuman vaksin sebagai syarat perjalanan, potensi pergerakan mudik naik menjadi 31 persen atau 85,5 Jura orang

Ganjar menyebut Pemprov Jateng menyiapkan skenario untuk itu karena distribusi tertinggi, kurang lebih pemudik ke Jawa Tengah itu 27,5 persen, Jatim 19,6 persen, lalu provinsi lainnya.

"Perkiraan 23,5 juta orang, jadi ini cukup serius untuk kita menyiapkan penanganan para pemudik," tandasnya.