YOGYAKARTA - Ratusan santri dan kiai dari berbagai pondok pesantren di Kota Yogyakarta menjalani vaksinasi dosis penguat di sentra layanan vaksinasi yang digelar di Masjid Pangeran Diponegoro kompleks Balai Kota Yogyakarta, Selasa 12 April.
“Vaksinasi ini ditujukan untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target vaksinasi dosis penguat dan sekaligus meningkatkan kekebalan komunitas,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta Nur Abadi di sela pelaksanaan vaksinasi di Yogyakarta.
Total terdapat 380 santri, kiai, dan pengurus pondok pesantren yang menjalani vaksinasi dosis ketiga dengan vaksin AstraZeneca. Kegiatan vaksinasi tersebut merupakan hasil kerja sama antara Baznas Kota Yogyakarta, Kantor Kemenag Kota Yogyakarta dan BIN DIY.
Nur pun berharap, vaksinasi dosis penguat tersebut akan memudahkan santri maupun pengurus pondok pesantren apabila nanti melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran.
“Perjalanan pulang ke kampung halaman tentu akan lebih aman dan nyaman karena santri sudah menerima vaksin booster. Santri juga tidak perlu melakukan tes antigen karena sudah di-booster seperti syarat perjalanan yang ditetapkan pemerintah,” katanya.
SEE ALSO:
Pemberian vaksinasi dosis penguat, lanjut dia, juga ditujukan untuk mengantisipasi meningkatnya interaksi sosial selama Ramadhan dan Lebaran karena interaksi yang tinggi berpotensi terjadi penularan COVID-19.
“Saat sudah menerima vaksin dosis penguat, tentu kekebalan tubuh meningkat. Harapannya, saat ada banyak kegiatan Lebaran dengan banyak interaksi sosial, maka santri memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik,” katanya dikutip Antara.
Sementara itu, Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Heroe Poerwadi mengatakan antusiasme warga untuk menjalani vaksinasi dosis penguat semakin meningkat selama Ramadhan.
“Dimungkinkan karena ada syarat perjalanan untuk mudik Lebaran. Jadi banyak masyarakat yang kemudian melakukan vaksinasi booster," katanya.
Ia pun mencontohkan, layanan vaksinasi massal biasanya menyediakan 700 dosis vaksin tetapi yang datang hanya 300 orang. Namun saat Ramadan bisa ada 1.000 orang yang datang padahal vaksin yang disiapkan tetap 700 dosis.
“Percepatan vaksinasi booster ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi munculnya varian baru virus COVID-19 meskipun gejala yang ditunjukkan tidak lebih parah dibanding varian virus sebelumnya,” katanya.
Harapannya, jika sudah menjalani vaksinasi dosis penguat maka masyarakat akan memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga gejala yang ditunjukkan tidak terlalu parah.
“Meskipun sudah divaksin, namun penerapan protokol kesehatan tetap harus dijalankan. Memakai masker, cuci tangan dan tentu semaksimal mungkin menjaga jarak,” katanya.