JAKARTA - Cuitan petinggi Partai Demokrat Andi Arief soal kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Jambi direspons tajam oleh pegiat media sosial Yusuf Muhammad.
Dalam cuitan di akun Twitter-nya, @Andiarief__, Andi Arief menyebut Jokowi ditolak kedatangannya saat di Jambi. Ini merupakan hal menarik.
"Presiden ditolak kedatangannya atau didemo di Jambi sangat menarik. Rasanya untuk kali pertama," cuit Andi dilansir Jumat, 8 April.
Andi bilang, momen penolakan tersebut harus menjadi bahan introspeksi bagi pihak Istana. Secara simbolis Andi bilang kalau getaran gempa sudah muncul duluan sebelum pusat gempa dari kekuatan rakyat dimulai. Apa maksudnya? Andi tak menjelaskan.
"Saatnya Istana Introspeksi. Getaran gempa datang lebih dulu ketimbang episentrum people power Pasar Senen, Kampung Melayu hingga Pasar minggu," terang dia.
Cuitan Andi lantas di-replay oleh Yusuf Muhammad, @yusuf_dumdum dengan memberikan sindiran tajam. Menurut Yusuf, Andi sebaiknya fokus pada panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) alih-alih bicara soal politik hari ini.
"Kok ada ya petinggi partai kek begini modelnya. Tgl 11 fokus sama panggilan KPK dulu. Jangan mangkir," singkat dia.
BACA JUGA:
Di KPK, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat ini akan diperiksa sebagai saksi terkait dugaan suap yang menjerat Bupati Penajam Paser Utara nonaktif Abdul Gafur Mas'ud dan Bendahara DPC Partai Demokrat Balikpapan Nur Afifah Balqis.
Andi memastikan untuk hadir karena sudah menerima surat panggilan sebagai saksi pada Selasa, 5 April kemarin. "Hari ini dua surat panggilan sebagai saksi kasus Bupati PPU saya terima. Saya akan hadir karena taat hukum," kata Andi seperti dikutip dari Twitternya @Andiarief__