JAKARTA - Wang Yun, seorang guru taman kanak-kanak (TK) dijatuhi hukuman mati setelah meracuni 25 anak. Dalam putusan resmi, Pengadilan Menengah Rakyat Jiaozuo di Provinsi Henan menggambarkan motif pembunuhan Wang Yun sebagai tindakan tercela dan kejam.
Fakta pengadilan menunjukkan Wang meracuni 25 anak itu setelah bertengkar dengan guru lainnya. "Dia harus dihukum berat sesuai dengan hukum," kata putusan itu, dilansir CNN, Selasa, 29 September.
Pengadilan mendengar bahwa menjelang peristiwa murid yang keracunan, Wang bertengkar dengan seorang guru di TK Jiaozuo. Mereka bertengkar setelah membicarakan cara terbaik untuk menangani para murid.
Kemudian, pada pagi hari 27 Maret 2019, Wang memberikan nitrit di dalam bubur yang diberikan sekolah dan diperuntukkan bagi murid dan guru. Nitrit diketahui memiliki sifat beracun dan biasanya digunakan sebagai bahan pupuk, amunisi, bahkan bahan peledak.
Pada tingkat tinggi, efek dari nitrit menghentikan tubuh manusia menyerap oksigen dengan benar. Tindakan meracuni seseorang tidak hanya sekali. Wang sebelumnya ditangkap saat mencoba meracuni suaminya pada Februari 2017 setelah bertengkar.
Pada kesempatan itu, Wang menuangkan nitrit ke dalam gelas yang digunakan Feng hingga menyebabkan gejala ringan. Pada saat keracunan di TK terjadi, salah satu orang tua mengatakan kepada tabloid milik pemerintah China, Global Times, bahwa dia menerima telepon dari pihak TK bahwa anaknya muntah-muntah dan pingsan.
"Muntahan itu ada di seluruh celana (mereka). Ada anak-anak lain yang juga muntah dan mereka tampak pucat," kata salah seorang ayah murid bermarga Li.
Bukan satu-satunya kasus
Kasus Wang bukan yang pertama di China. Sebelumnya, delapan orang tua murid mengklaim menemukan bekas jarum di kepala dan tubuh anak-anak mereka setelah kembali dari TK Zhaojun Dingqi, Mongolia.
Menurut Xinhua, ketika ditanya tentang bekas jarum, anak-anak mengatakan kepada orang tua mereka bahwa sang guru menusuk mereka dengan tusuk gigi dan jarum karena tidak berperilaku baik. Mereka diperintahkan untuk tidak memberi tahu keluarganya.
Dalam sebuah pernyataan, kepolisian Distrik Xincheng mengatakan tiga wanita telah ditahan karena dicurigai "menyiksa anak-anak di bawah perwalian mereka." Penyelidikan terus berjalan.
BACA JUGA:
Pihak TK Dingqi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sementara sekolah meminta maaf atas kekhawatiran yang ditimbulkan kepada orang tua. Meski begitu mereka mengatakan belum ada bukti yang mendukung tuduhan tersebut.
"Saat ini (kami) telah bekerja sama dengan polisi untuk menyediakan rekaman dan peralatan pengawasan yang relevan, dan bekerja sama dengan penyelidikan oleh departemen keamanan publik," kata pernyataan itu.
Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang guru tidak hanya sekali terjadi di China. Pada November 2017, seorang guru TK di Beijing dijatuhi hukuman 18 bulan penjara karena menusuk empat murid dengan jarum. Polisi mengatakan bahwa guru tersebut menggunakan jarum untuk "menjinakkan" anak-anak.