PAPUA - Seorang bintara pembina desa di Pos Koramil Yalimo, Sersan Satu Eka Andriyanto, beserta istrinya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di Elelim, dianiaya dan ditembak hingga meninggal dunia.
Belum diketahui kelompok yang terlibat dalam aksi pada Kamis, 31 Maret sekitar pukul 06.00 WIT.
Komandan Korem 172/PWY, Brigadir Jenderal Izak Pangemanan mengakui, dari laporan yang diterima, ada kelompok bersenjata menyerang anggota beserta keluarganya yang saat itu berada di ruko mereka di Elelim, Papua.
Akibatnya, Supriyanto meninggal di tempat akibat luka tembak, sedangkan istrinya, Sri Lestari, kehilangan nyawanya akibat luka benda tajam.
Bahkan anak pasangan mereka, EP (2,5 tahun), dua jarinya putus akibat terkena tebasan senjata tajam saat berada dalam gendongan ibunya.
"Belum diketahui siapa pelakunya karena saat ini masih diselidiki, apalagi kedua pasutri sudah bertugas di Elelim cukup lama," kata Pangemanan dilansir Antara.
Ia menyatakan, di lokasi kejadian ditemukan satu selongsong peluru yang diduga berasal dari senjata serbu AK-47 berkaliber 7,52 mm.
Jenazah Supriyanto akan disemayamkan di Markas Korem 172/PWY di Waena, Jayapura, sebelum Jumat besok diterbangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya di Jawa Timur.
BACA JUGA:
"Pasangan suami-istri ini meninggalkan dua orang anak balita," kata Pangemanan. Kejadian ini bisa dibilang kejadian pertama kali seorang anggota TNI AD diserang kelompok bersenjata bersama istrinya.
Terkait
