TANJUNGPINANG - Operasi patroli laut Bea Cukai bertajuk Operasi Jaring Sriwijaya 2022 menggagalkan penyelundupan minuman mengandung etil alkohol (MMEA) dengan nilai barang mencapai Rp10,4 miliar di perairan Pulau Bintan, Kepulauan Riau (Kepri).
MMEA tersebut diangkut oleh kapal KM Rezeki Baru yang diduga berasal dari Singapura dan diperkirakan akan diselundupkan ke pesisir timur Sumatera, Jumat (25/3).
"Dari hasil pencacahan oleh petugas, nilai barang yang disita mencapai Rp10,4 miliar, serta berpotensi merugikan negara hingga Rp21,5 miliar, yang terdiri dari pungutan bea masuk, cukai, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22," kata Kepala Kanwil Bea Cukai Khusus Kepri Akhmad Rofiq dilansir Antara, Kamis, 31 Maret.
Rofiq menjelaskan penangkapan bermula dari adanya informasi mengenai pemasukan MMEA ilegal melalui jalur laut. Unit-unit yang sedang berpatroli kemudian bersiaga melakukan pengamatan. Untuk meningkatkan keakuratan, pengamatan dari kapal patroli juga menggunakan radar.
Selanjutnya, kata dia, unit yang bertugas di sekitar Pulau Bintan berhasil mendeteksi pergerakan kapal dengan ciri-ciri sesuai dengan informasi yang diterima, Jumat (25/3), pukul 02.30 WIB.
Dengan dibantu oleh unit patroli lainnya, kapal tersebut berhasil dikejar dan sandar sehingga tim dapat melakukan pemeriksaan di atas kapal.
Pengejaran sempat terhambat, karena kapal penyelundup menonaktifkan Automatic Indentification System (AIS) ketika memasuki perairan daerah pabean Indonesia. Modus ini cukup jamak dilakukan oleh kapal penyelundup, dengan tujuan untuk mengelabui petugas patroli Bea Cukai.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas menemukan sejumlah MMEA ilegal yang dimuat karton dibalut dengan plastik hitam.
Terhadap barang bukti berupa kapal bernama KM Rezeki Baru dan minuman beralkohol beserta tujuh orang awak kapal dibawa ke Kantor Wilayah Khusus Bea Cukai Kepri untuk diproses sesuai ketentuan yang ada.
"Berdasarkan hasil pencacahan, sebanyak 11.655 botol MMEA ilegal berbagai merek yang dikemas dalam 1.173 karton," jelas dia.
BACA JUGA:
Bea Cukai menetapkan satu orang tersangka berinisial SMR selaku nakhoda. SMR diduga melanggar pasal 102 huruf a Undang-Undang Kepabeanan dan/atau pasal 54 Undang-Undang Cukai dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda Rp5 miliar.
"Bea Cukai berkomitmen untuk menjaga wilayah Republik Indonesia dari pemasukan barang-barang ilegal. Seperti diketahui, peredaran komoditi minuman beralkohol di Indonesia diatur oleh beberapa ketentuan, salah satu dari ketentuan itu mewajibkan Bea Cukai untuk memungut pendapatan negara dalam bentuk cukai,” katanya menegaskan.