Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PAM Jaya Syamsul Bachri Yusuf membeberkan fakta sebanyak 32 persen warga Ibu Kota belum mendapatkan akses perpipaan air bersih. Sebab, per tahun 2022, PAM Jaya baru mampu melayani masyarakat DKI Jakarta dengan cakupan 68 persen.

Hal ini ia sampaikan dalam peringatan Hari Air Dunia 2022 di Danau Cincin kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

"Masih ada 32 persen warga DKI Jakarta yang belum mendapatkan akses air perpipaan dan belum dilayani oleh PAM Jaya. Maknanya apa? Maknanya, 32 persen warga DKI Jakarta ini masih menggunakan air tanah dan masih mengeksploitasi air tanah untuk kehidupannya sehari-hari," kata Syamsul, Selasa, 22 Maret.

Karenanya, Pemprov DKI Jakarta memerintahkan PAM Jaya untuk bisa memenuhi cakupan pelayanan air perpipaan secara menyeluruh atau 100 persen warga Jakarta pada tahun 2030.

Adapun pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan PAM Jaya, menurut Syamsul, adalah pemenuhan 11 ribu pasokan liter air per detik dan tambahan 4.200 kiloeter pipa yang harus disambungkan dari rumah ke rumah.

"Per hari ini ada 11 ribu liter per detik air yang diambil dari tanah oleh warga Jakarta untuk kebutuhannya sehari-hari. Sehingga, untuk mengatasi hal ini, kita perlu membangun sistem perpipaan yang baik," urai Syamsul.

Melanjutkan, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah menjelaskan, tujuan pemerintah untuk memenuhi cakupan pelayanan air perpipaan 100 persen di Jakarta adalah demi menekan penurunan muka tanah.

Apalagi, kondisi ini sempat disorot oleh Presiden Amerika Joe Biden. Biden mengungkapkan Jakarta terancam tenggelam pada tahun 2030.

Karenanya, selain pemenuhan cakupan pelayanan air bersih yang dilakukan pemerintah, Afan juga meminta masyarakat Jakarta untuk tak lagi menggunakan air tanah dan beralih pada air perpipaan.

“Upaya pencegahan penurunan muka tanah memang tidak semata menjadi tugas pemerintah, namun dibutuhkan kerjasama serta kolaborasi dari seluruh lapisan masyarakat Jakarta untuk mewujudkanya, mulai beralih ke air minum perpipaan dan peduli dengan sistem pembuangan yang berdampak pada kelestarian lingkungan menjadi contoh nyata untuk samasama mewujudkan Jakarta bebas tenggelam,” ucap Afan.