Tanggapi Pernyataan Megawati Soal Ibu-ibu Antre Minyak Goreng, PKS: Rebus Makanan Bagus Buat Kesehatan Tapi Ini Hak Warga
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengkritik pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mengaku mengelus dada saat melihat ibu-ibu mengantre minyak goreng.

Menurut Mardani, merebus makanan memang bisa jadi alternatif cara pengelolaan makanan seperti yang disampaikan Megawati. Tapi, masalah kelangkaan minyak goreng ini harusnya dilihat lebih luas.

Apalagi, minyak goreng adalah kebutuhan rakyat yang harusnya bisa didapatkan dengan harga terjangkau tanpa perlu mengantre.

"Bab rebus (makanan, red) bagus buat kesehatan tapi masalahnya bukan di kesehatan dan cara mengelola makanan. Ini hak warga untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya dengan harga yang terjangkau," kata Mardani kepada wartawan yang dikutip Sabtu, 19 Maret.

Dengan mengantrenya ibu-ibu demi minyak goreng, Mardani menilai, pemerintah sudah gagal memastikan kebutuhan hidup orang banyak.

"Negara gagal mewujudkan itu. Janji tinggal janji," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Megawati mengaku heran mengapa masih ada ibu-ibu yang memilih untuk mengantre minyak goreng. Padahal ada berbagai cara alternatif untuk memasak di tengah kelangkaan dan kenaikan harga yang terjadi belakangan ini.

"Sekarang kita lihat toh, hebohnya urusan beli minyak goreng. Saya tuh sampai ngelus dada, bukan masalah enggak ada atau mahalnya minyak goreng," kata Megawati dalam sebuah acara webinar terkait stunting yang ditayangkan di YouTube, Kamis, 17 Maret.

"Saya itu sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya, apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus atau seperti rujak?" tanyanya.

Dia menyebut, cara memasak seperti ini sebenarnya bisa digunakan di berbagai menu masakan Indonesia yang bisa jadi refrensi.

"Apa tidak ada (cara memasak lainnya, red)? Itu menu Indonesia, lho. Lah kok apa njlimet (sulit, red)," tegas Presiden ke-5 RI ini.