Istana Minta Anies Baswedan sampai Ridwan Kamil Duduk Bareng Bahas Banjir
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan duduk bersama dengan para pimpinan daerah penyangga, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Banten Wahidin Halim untuk membahas soal banjir.

"Sebenarnya banjir Jakarta itu disebabkan oleh berbagai (hal, termasuk) lingkungan luar Jakarta dan itu memang perlu adanya pertemuan tiga provinsi itu," kata Moeldoko usai mengikuti rapat tertutup soal iuran BPJS di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari.

Menurut dia, dengan duduk bersama maka integrasi antara Jakarta dan kota penyangga seperti Banten dan Jawa Barat bisa dilakukan agar banjir tak lagi terjadi.

"Jangan lagi nanti saling menyalahkan, karena banjir yang mungkin kejadian seperti sekarang ini," ungkap mantan Panglima TNI ini sambil menambahkan persoalan banjir memang tak bisa dilepaskan dari kota penyangga Jakarta.

Sebenarnya, usul agar Anies bisa duduk bersama dengan pemerintah daerah penyangga juga sempat disampaikan oleh pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah.

Kepada VOI, dia mengatakan Anies dinilai kurang berkomunikasi dengan daerah penyangga DKI Jakarta seperti Jawa Barat dan Banten. Apalagi, penanggulangan banjir harusnya dilakukan dari hulu ke hilir bukan.

Tak hanya itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Kabinet Kerja ini juga dianggap tak membuka keran komunikasi dengan baik terhadap pemerintah pusat.

Padahal sebagai pemangku kepentingan, menurut Trubus, Anies harusnya lebih sering duduk bersama pemerintah pusat dan pemerintah provinsi penyangga DKI Jakarta untuk membicarakan persoalan banjir yang jadi langganan di kota metropolitan ini.

"Selama ini kan belum pernah ada duduk bersama antara Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Banten, misalnya. Kan harusnya mereka bisa duduk bersama untuk melakukan antisipasi banjir," kata Trubus saat dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis, 2 Januari yang lalu.

Diberitakan sebelumnya, hujan deras sejak 31 Desember hingga 1 Januari menyebabkan banjir dengan ketinggian bervariasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Akibat bencana banjir tersebut, ribuan orang harus mengungsi di posko-posko pengungsian.

Selain ribuan orang harus mengungsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 60 orang yang meninggal akibat banjir dan longsor di Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat. Dari jumlah itu, dua di antaranya masih hilang dan belum diketahui kabarnya.