JAKARTA - Warga sipil di Ukraina diizinkan untuk menembaki pasukan yang dapat diidentifikasi sebagai pasukan musuh, di bawah undang-undang baru yang mulai berlaku minggu ini, kata media Ukraina.
Menurut undang-undang, yang mulai berlaku pada Hari Senin, orang asing dan orang tanpa kewarganegaraan yang tinggal secara legal di negara itu juga dapat memperoleh senjata dan menggunakannya, untuk melawan tentara Rusia yang terlibat dalam serangan yang sedang berlangsung di Ukraina.
Penerbitan senjata akan diatur oleh Kementerian Dalam Negeri. Setiap senjata dan sisa amunisi yang dikeluarkan harus dikembalikan selambat-lambatnya 10 hari setelah berakhirnya darurat militer yang berlaku saat ini.
Senapan serbu dan amunisi telah dikeluarkan tanpa pandang bulu pada hari-hari pertama perang, terutama di Kyiv. Baku tembak pecah dan hanya dihentikan setelah diberlakukannya jam malam yang ketat.
Kremlin mengkritik izin yang sekarang diberikan, mengeluarikan peringatan yang tegas dan jelas risiko yang bisa ditimbulkan.
"Jika seseorang dengan senjata di tangannya menyerang seorang tentara Rusia, maka dia juga menjadi target," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari Daily Sabah 11 Maret.
Sebelumnya, Presiden Zelenskiy menandatangani undang-undang yang mengizinkan warga sipil menggunakan senjata selama perang, setelah disahkan di parlemen pada Kamis lalu, seperti melansir Anadolu.
Bertajuk 'Memastikan Partisipasi Warga Sipil dalam Pertahanan Ukraina' undang-undang tersebut mengatur prosedur mengeluarkan dan mengembalikan senjata api dan amunisi kepada warga sipil untuk melindungi negara selama masa perang. Menetapkan warga sipil tidak bertanggung jawab atas penggunaan senjata api terhadap orang-orang yang melakukan tindakan bersenjata agresi terhadap Ukraina," sebut Parlemen Ukraina Verkhovna Rada dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, warga negara Ukraina memiliki kesempatan berpartisipasi dalam memukul mundur dan menghalangi agresi bersenjata oleh Federasi Rusia dan/atau negara lain dengan menggunakan senjata mereka sendiri.