Bagikan:

DENPASAR - Ratusan Warga Negara Asing (WNA) asal Ukraina yang ada di Bali mendatangi Kantor Konsulat Ukraina di Denpasar Selatan.

Mereka juga membawa bendara Ukraina, serta poster yang bertuliskan,"Stop War" dan "Love Peace, Save Ukraine," serta "Pray For Ukraine”. Massa  menyanyikan  lagu kebangsaan Ukraina lalu menemui Konsul Kehormatan Ukraina untuk Bali I Nyoman Astama.

Astama mengatakan kedatangan warga Ukraina adalah bentuk solidaritas mereka kepada negaranya agar tidak terjadi perang.

"Mereka menunjukkan solidaritas kepada negaranya dan saudara-saudaranya bahwa mereka tidak ingin perang mereka cinta damai. Mungkin sama, kalau negara kita mengalami perang, kita tidak ada di sana apa yang bisa kita lakukan, paling memberikan dukungan moral," kata Astama, Selasa, 1 Maret.

Selain itu, warga Ukraina juga memberikan dukungan moral kepada keluarga mereka yang masih ada di Ukraina dan berharap dukungan itu sampai ke Ukraina dan juga Rusia.

"Kita mengharapkan pesan ini sampai kepada para pemimpin mereka. Sehingga, iya kita harapkan terjadilah perundingan yang menemukan titik temu yang menemukan perdamaian. Itu harapan kita," imbuhnya.

Astama juga menyebutkan, WN asal Ukraina mendatangi Konsul Ukraina, karena di tempat lain tidak membolehkan digelar aksi damai.

“Mereka di tempat kita untuk menyampaikan ke dunia luar dalam hal ini tentu Ukraina dan Rusia agar menghentikan perang dan perdamaian itu tercapai," ujarnya.

"Karena dampak perang itu sangat keras dan banyak sekali. Seperti kemanusiaan, infrastruktur dan belum lagi psikologi dan yang tidak kalah penting berdampak kepada perekonomian. Seperti yang kita lihat sekarang, saling melarang terbang jadi ini menjadi hal yang sangat besar dampaknya bagi mereka," papar Astama.

Menurutnya, saat ini ada 3.200 WN asal Ukraina yang berada di Bali. 

"Warga Ukraina di Bali lebih 3.200 dari (data) Kemenkumham Bali. Mudah-mudahan ini berakhir supaya normal kembali. Sementara mereka  tidak bisa menarik uang, begitu perang serangan cybernya seperti yang diberitakan seperti itu, sudah ada yang tidak bisa narik (uang) kita berharap tidak berlangsung lama," ujar Astama.