JAKARTA - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta memberi catatan kritis pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi memandang, selama 14 tahun pascapenetapan HPSN, Jakarta justru menuju kondisi darurat sampah. Hal ini dibuktikan dengan proyek pengelolaan sampah yang digagas Anies.
Saat ini, Pemprov DKI tengah membangun pengelolaan sampah berteknologi insinerator hydrodrive di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Mesin ini beroperasi dengan cara membakar sampah. Sayangnya, Tubagus memandang insenerator adalah program yang salah arah.
"Penggunaan teknologi incinerator dalam pengelolaan sampah bukanlah solusi yang tepat. Sebab teknologi ini kian menjauhkan semangat penyelesaian persoalan sampah dari sumber," kata Tubagus dalam keterangan resmi, Senin, 21 Februari.
Dengan adanya pengelolaan sampah insenerator, kata Tubagus, masyarakat justru akan memiliki pandangan bahwa pembuangan sampah dalam jumlah besar tak menjadi masalah karena nantinya akan dimusnahkan.
"Alih-alih membangun kesadaran masyarakat dalam pengurangan produksi sampah, adanya incinerator justru akan menimbulkan persepsi berapapun banyak sampah akan musnah," ucap Tubagus.
BACA JUGA:
Lagipula, lanjut dia, sekitar 53 persen sampah Jakarta adalah sisa makanan yang tergolong organik dan tujuh persen sampah adalah kertas yang juga bisa didaur ulang.
"Dengan demikian, lebih dari separuh sampah Jakarta merupakan sampah yang bisa diolah oleh masyarakat tanpa harus dibakar mesin incinerator," imbuhnya.