MEDAN - Video adu mulut antara antara pedagang nasi dan seorang pria dibagikan di media sosial. Keributan keduanya itu terjadi di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara.
Dalam video yang dilihat, Jumat, 18 Februari, terlihat pria itu, ingin menyiram pemilik warung dengan benda yang berada di dalam ember. Terlihat sejumlah orang coba melerainya.
Dalam keterangan video, tertulis pemilik warung bernama Nisa Chairul. Pengunggah menjelaskan warungnya dirusak oleh pria di dalam video.
Dia bahkan menyebut lelaki itu anak seorang polisi di Polres Tebing Tinggi.
"Apakah masih ada hukum di Tebing Tinggi ini, saya cuma pedagang kecil yang mencari sesuap nasi, namun seseorang laki laki yg mengaku anak oknum polisi Polres Tebing Tinggi, melakukan pengrusakan ke warung saya ANNISA AMPERA," ujar Nisa di postingannya.
Dia juga mengatakan setelah kejadian itu, laporannya ke Polres Tebing Tinggi ditolak.
"Namun sangat disesalkan ketika membuat laporan kepada Polres Tebing Tinggi, tidak diterima karena menyangkut anak oknum polisi Polres Tebingtinggi," sebutnya.
"Saya harap bapak Kapolres Tebing Tinggi dan Kapolda Sumut dapat memberikan keadilan kepada saya, masyarakat kecil ini. Apakah seorang anak oknum polisi bebas melakukan pengerusakan, mohon keadilan," sambungnya.
Terpisah Kasi Humas Polres Tebing Tinggi, AKP Agus Arianto membenarkan laporan Nisa. Menurutnya, Nisa cekcokt dengan terlapor bernama Fahri.
Namun, ia tidak merinci kapan peristiwa itu terjadi. Namun, AKP Agus membantah tuduhan yang menyebut Polres Tebing Tinggi menolak laporan perusakan.
"Jadi gini itu, sebetulnya kejadiannya, waktu korban mau mengadu. Kemudian dimediasi, ternyata tidak ada kesepakatan pihak mereka. Kemudian pulang, menjadi viral kan," kata AKP Agus, Jumat, 18 Februari.
"(Padahal) pengaduan sudah diterima dan sudah dilakukan penyelidikan Satreskrim. Mana bisa pula kita menolak laporan," sambungnya.
AKP Agus juga membenarkan terlapor merupakan anak dari seorang personel polisi di Polres Tebing Tinggi. Namun, dia memastikan penyidikan tetap berjalan.
"Itu memang betul anak oknum polisi," tuturnya.
Ia menjelaskan, sebenarnya kedua belah pihak saling kenal. Peristiwa itu, dipicu karena kasus utang piutang.
Awalnya pelaku menggadaikan emas miliknya kepada Nisa. Namun karena waktu penebusan lewat batas waktu, korban diduga enggan mengembalikan emas tersebut.
"Masalahnya gadai emas, si (pelaku), gadai emas (ke Nisa). Tapi katanya sudah lewat hari, makannya waktu datang ke situ, korban bilang udah lewat harinya. Terlapor mengatakan jika selama ini korban nggak jualan, lalu ribut di situ," kata dia.