Tak Perlu Takut Tes Hingga Isoman Kalau Kontak Erat dengan Pasien COVID-19
Photo by engin akyurt on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Teruntuk semua warga yang jika tanpa sengaja kontak erat dengan pasien COVID. Segera lakukan tes supaya virus bisa dicegah. Jangan juga takut kalau memang harus isoman.

"Kami meminta masyarakat untuk tidak takut melakukan testing (tes) apalagi yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien COVID-19,” kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemkes Siti Nadia Tarmizi, Jumat 18 Februari.

Kemkes juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut menjalani karantina atau isolasi mandiri (isoman) karena Kemkes menyediakan layanan telemedisin dan konsultasi dengan tenaga kesehatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk memantau perkembangan kesehatan warga.

Masyarakat dalam masa isoman dan isolasi terpusat diberikan layanan konsultasi kesehatan secara gratis baik melalui platform telemedisin maupun dari petugas kesehatan yang ada di puskesmas.

Kemkes juga menyediakan paket obat dan multivitamin bagi pasien isoman dan isolasi terpusat secara gratis agar segera pulih.

"Kami mengimbau agar masyarakat berkolaborasi dalam upaya pencegahan seperti kooperatif untuk melakukan testing (pengujian) dan tracing (pelacakan kontak), serta memperkuat protokol kesehatan untuk menjaga diri dari tertular COVID-19," ujar Nadia.

Nadia juga meminta masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi dan melakukan vaksinasi dengan dosis penguat apabila sudah saatnya menerima vaksin penguat.

Ia mengatakan aktivitas pengujian dan pelacakan kontak erat sangat penting dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Secara internal rumah sakit dapat melakukan pengaturan jadwal bergantian bagi tenaga kesehatan yang bertugas di bagian perawatan COVID-19 dan juga bisa memobilisasi tenaga kesehatan dari unit lain untuk membantu pelayanan perawatan COVID-19.

"Dilakukan juga penyediaan transportasi antar jemput dan akomodasi untuk staf, mengurangi atau menunda layanan non emergensi, serta meningkatkan layanan telemedisin," kata Nadia.

Tenaga kesehatan dan dokter yang sedang melaksanakan isoman karena OTG, akan bisa diperbantukan untuk menjalankan konsultasi telemedisin pada pasien COVID-19 yang menjalankan isoman.

Selanjutnya, strategi eksternal rumah sakit dilakukan dengan mobilisasi relawan seperti ko-asisten (koas) dan orang yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), koordinasi dengan organisasi profesi dalam penyediaan tenaga cadangan untuk membantu.

Rumah sakit juga dapat memobilisasi tenaga kesehatan rumah sakit dari wilayah kasus COVID-19 rendah ke tinggi, memobilisasi mahasiswa akhir di institusi pendidikan kesehatan terutama membantu dalam administrasi.

Di samping itu, rumah sakit dapat memobilisasi tenaga kesehatan yang bertugas di non- fasilitas kesehatan atau administrasi kesehatan untuk membantu merawat pasien COVID-19 dengan dipayungi oleh regulasi izin praktik.