MEDAN - Nenek berusia 61 tahun bernama Suryati diduga dianiaya anak kandungnya sendiri. Akibat penganiayaan itu, kepala Suryati terluka dan harus mendapatkan perawatan.
Peristiwa penganiayaan terjadi di kawasan Masjid Hikmah Al Masturo, saat itu, Ketua BKM, Muhammad Umar melihat kepala korban sudah bercucuran dengan darah.
Umar mengatakan, kejadian itu bermula saat pelaku bernama Galih Syahputra datang meminta uang kepada korban untuk berangkat kerja.
Namun, korban yang merupakan petugas kebersihan di masjid tidak berhasil ditemukan pelaku. Saat itu, pelaku hanya menemui anaknya.
Korban, katanya, sudah 3 bulan ini tinggal di pondok pesantren miliknya di kawasan Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
"Karena nggak jumpa si nenek (Suryati), si Gali menyuruh pulang anaknya. Namun jam 8, pelaku datang lagi dan bertemu ibunya. Disitu pelaku maki-maki dengan kata yang tak pantas," kata Umar kepada VOI, Senin, 14 Februari.
Mendengar hal itu, Umar mengaku sempat marah dan meminta Suryati untuk mengingatkan anaknya agar tidak berbicara kotor.
"Sudah masuk saya ke dalam lalu jam 08.00 datang lagi si Gali jumpa minta uang Rp20 ribu. Si nenek bilang nggak punya uang, sambil bertengkar dia lempar handphone ke kening nenek ini bocor," ucapnya.
Melihat kepala Suryati berlumuran darah, Umar lantas membawanya ke klinik untuk mendapatkan perawatan. Setelah itu, ia langsung membawa Suryati ke Polsek Sunggal.
"Tapi sekarang sudah ditangani Polrestabes Medan. Kita sudah melaporkan ke polisi," ujarnya.
BACA JUGA:
Selama ini, katanya, korban dan pelaku sudah sering bertengkar. Bahkan, Suryati sering diusir Gali dari rumahnya.
"Sudah yang saya dia sudah sering diusir, kadang 2 malam. Jadi makanya saya suruh pindah ke Pondok Tahfidz itu dia sudah sering diusir dimarahi domaki-maki, kadang dikejar pakai parang," bebernya.
Menurut Umar, selama ini pelaku tidak bekerja alias menganggur. Dulunya, pelaku sempat bekerja dengan menarik becak.
"Becaknya kata si nenek ini dicuri orang. Jadi pengangguran ya mocok-mocoklah," ujarnya.
Dari informasi yang didapatkannya dari masyarakat, Gali merupakan seorang pecandu narkoba.
"Kalau cerita masyarakat, dia memang menggunakan narkoba. Kalau nggak mana mungkin bisa seperti itu anehnya. Masa orang tua kandung digituin. Informasi masyarakat seperti itu," kata Umar.