Soal Twit 'Paha Mulus', Rahayu Saraswati: Tak Ada Toleransi Bagi Pelecehan Seksual
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Foto: Twitter @RahayuSaraswati)

Bagikan:

JAKARTA - Kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana melontarkan pernyataan yang bernada pelecehan terhadap salah satu calon wakil wali kota Tangerang Selatan. Pernyataan ini disampaikan melalui akun Twitternya @panca66 pada Jumat, 4 September.

"Paha calon wakil walikota Tangsel itu mulus banget," tulisnya.

Meski tak menyebut nama, namun dari 3 pasang bakal calon kepala daerah yang maju di Pilkada Tangsel, perempuan yang maju sebagai calon wakil wali kota adalah Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Warganet pun langsung mengomentari pernyataan tersebut. Salah satunya adalah politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany. Menurut dia, pernyataan ini tanpa malu melecehkan dan dianggapnya tidak etis karena tidak menghargai perempuan.

Selain itu, pernyataan tersebut dianggap Tsamara melecehkan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau yang biasa dipanggil Sara. Diketahui, Sara adalah kader Partai Gerindra yang maju sebagai calon wakil wali kota Tangerang Selatan yang berpasangan dengan Muhammad.

"Alih-alih menilai atau mengkritik @RahayuSaraswati dari track record dan kinerja, malah sibuk cari cara buat melecehkan," ungkap Tsamara lewat akun Twitternya @TsamaraDKI.

Sementara itu, Sara mengaku kecewa karena ada tokoh politik senior yang memberikan contoh kepada masyarakat untuk mengobjektifikasi seorang calon kepala daerah.

"Ya, dikatakan bahwa tidak mencantumkan nama. Maka bisa saja yang beliau maksud adalah calon wakil wali kota yang lainnya yang notabene laki-laki semua. Mungkin saja. Namun sikap saya jelas. Tidak ada toleransi atas pelecehan seksual verbal sekalipun," kata Sara dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 5 September.

Sebagai orang yang menaruh perhatian bagi perempuan dan anak, menurut dia, saat ini sudah terlalu banyak perempuan yang mengalami dan memaklumi pelecehan seksual. Hal ini, kata dia, harus dihentikan.

"Saya sebagai aktivis perempuan dan anak menyayangkan adanya kejadian ini dan para pelaku harus tahu kalau hal tersebut tidak meninggikan derajat perempuan tapi melukai martabat perempuan terutama contohnya para atlet olahraga perempuan," tegasnya.

"Silakan masyarakat yang menilai tetapi saya berpihak kepada para korban pelecehan seksual dan menyatakan bahwa hal ini tidak perlu mereka hadapi sendiri dan memang harus ada perbaikan sikap lewat pendidikan tentang akhlak dan karakter dan budi pekerti," imbuh keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tersebut.

Kicauan ini juga ditanggapi oleh Rana Baswedan yang merupakan Duta Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (RSD) untuk isu perempuan. Menurut Rana, tindak pelecehan semacam ini harus dilawan karena perempuan memiliki otoritasnya sendiri termasuk menggunakan pakaian yang sesuai dengan kegiatannya. Tak terkecuali Sara.

Rana juga mengingatkan Cipta Panca harusnya berpikir dua kali sebelum mentwit ujaran pelecehan tersebut. 

"Bagaimana kalau orang-orang di sekitarnya yang mendapatkan tindak pelecehan seperti itu terlepas dari kemungkinan adanya niat untuk melemahkan lawan politiknya," tegasnya saat dihubungi.

Sehingga dia menganggap, serangan dalam bentuk pelecehan seksual semacam ini harusnya dilawan karena sudah masuk ke dalam tindak kriminal.

Diketahui, Saraswati selama ini terkenal kritis dengan masalah pelecehan seksual. Saat menjadi anggota DPR RI di Komisi VIII, dia selalu mengkampanyekan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). Rancangan perundangan ini, kata dia, dapat melindungi perempuan.

Dirinya juga baru-baru ini menyampaikan harapan agar perundangan yang alot pembahasannya itu segera disahkan. Hal ini disampaikannya usai menjenguk perempuan berinisial S yang tinggal di wilayah Ciputat, Tangerang Selatan. Perempuan 38 tahun itu, menjadi korban pelecehan seksual.

"Semoga RUU PKS segera disahkan. Saya kira ini sangat dibutuhkan, sehingga para pelaku pelecehan seksual seperti yang dialami Ibu S tidak lepas dengan mudah," ungkap Sara usai bertemu dengan S.