Singgung Banyak Eskavator Menganggur di Zaman Anies, PDIP: Mengeruknya Tidak Tapi Klaim Biaya Dilakukan
Sekjen PDIP Hasto Kristianto, Baju Merah/ Humas PDIP

Bagikan:

JAKARTA - PDI Perjuangan menyoroti banyaknya eskavator yang menganggur di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Alat berat tersebut dinilai tidak dipergunakan dengan semestinya, namun klaim biaya tetap dilakukan.

Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan saat dirinya berkeliling di Jakarta, ia melihat banyak alat berat atau eskavator milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terparkir tidak digunakan. Contohnya, di aliran Kali Cideng di dekat Gedung KPK, Jakarta Selatan.

"Saya kalau di Jakarta berkeliling, bagaimana banyak eskavator yang menganggur. Di KPK itu saya sampai bilang, itu buat apa di depan KPK eskavator menganggur. Mengeruknya tidak dilakukan, klaim atas biaya eskalator dilakukan," tuturnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 29 Januari.

Bahkan, kata Hasto, saat dirinya melakukan penghijauan di Rawa Lindung Jakarta, warga sekitar mengakui bahwa ekskavator di sana jarang dipergunakan.

Menurut Hasto, hal tersebut tidak terjadi ketika DKI Jakarta dipimpin Jokowi dan Ahok. Semua eskavator bekerja maksimal mengeruk kali dan danau.

"Berbeda di era Jokowi dan Ahok. Semua eskavator berjalan. Masyarakat harus menjadi pengawas agar program bisa dijalankan sebaiknya," kata Hasto.

Tak hanya itu, Hasto juga menilai pemerintahan DKI Jakarta era Anies Baswedan hanya fokus menggarap hal yang nampak dan yang berada di jantung kota. Misalnya, Anies lebih banyak mengurusi lingkungan di Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin tanpa mau melihat kondisi pinggiran Jakarta.

"Hal-hal yang berada di pinggiran Jakarta itu tidak mendapatkan sentuhan yang membawa perubahan secara sistemik bagi kemajuan daerah," jelasnya.

Bahkan, kata Hasto, Anies dan jajarannya juga melupakan sejumlah kebijakan positif Gubernur DKI Jakarta era Joko Widodo (Jokowi) hingga Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Contohnya, luput merawat taman dan danau di DKI Jakarta yang tidak pernah terjadi ketika provinsi berikon Monas itu dipimpin Jokowi atau Ahok.

Lebih lanjut, Hasto juga menyinggung banyaknya pasukan oranye yang sekarang ini terlihat duduk.

"Contoh sederhana dalam membuat taman, di dalam merawat danau, di dalam membersihkan sungai yang dahulu dipelopori Pak Jokowi dan Pak Ahok yang secara spektakuler yang mampu mengubah Waduk Ria Rio, sekarang bisa lihat di sana. Kita juga bisa lihat di Tanah Abang bagaimana pengaturannya, apakah ada taman-taman kota yang dirawat dengan baik?," katanya.