Perkembangan 4 Kandidat Vaksin COVID-19 di Indonesia: Merah Putih, Sinovac, Sinofarm dan Genexine
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito (Foto: dokumentasi BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito memaparkan perkembangan empat kandidat pengadaan vaksin COVID-19 di Indonesia.

Kandidat vaksin pertama adalah pengembangan vaksin Merah Putih oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Diprediksi, vaksin ini aka diproduksi pertengahan 2021. 

"Saat ini, Badan POM membuat roadmap tahapan pengembangan vaksin Merah Putih yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan data pre klinik, klinik dan mutu dari vaksin yang akan dibuat," kata Penny dalam siran langsung di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 1 September.

Penny menyebut, roadmap vaksin Merah Putih telah diserahkan kepada Kemenristek pada 14 Agustus. Setelah itu, akan ditindaklanjuti dengan forum diskusi bersama stakeholder terkait.

"Sehingga, vaksin ini, tahapan pengembangannya sesuai dengan waktu yang sudah kita rencanakan, dengan percepatan tentunya," ucap Penny.

Vaksin kedua adalah pengembangan kerja sama internasional, yakni vaksin Sinovac dari China dan diteliti oleh fakultas Kedokteran Unpad dan Biofarma. Vaksin ini akan disediakan sebanyak 260 juta dosis.

Sejak 11 Agustus, pemerintah melakukan uji klinis tahap tiga dengan target subjek sebanyak 1.620 relawan. Saat ini, telah ada 1.800 relawan yang mendaftar.

"Hingga akhir Agustus ini, terdapat kurang lebih 500 subjek yang telah direkrut dan sudah mendapatkan tahapan penyuntikan vaksin Sinovac," tutur dia.

Kandidat ketiga adalah vaksin Sinofarm G42 dari Uni Emirat Arab dengan penyediaan 10 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini.

Pada 24 Agustus, pemerintah Indonesia menyaksikan langsung uji klinis yang dilakukan di negara tersebut. Ada 22.000 relawan yang bepartisipasi dari 119 negara kebangsaan.

"Ada 119 kebangsaan yang sudah terlibat sebagai subjek uji klinik dan melibatkan 100 dokter dan 1.000 perawat. Keragaman populasinya akan memberikan hasil uji klinik yang valid," ucap Penny.

Kandidat keempat adalah vaksin Genexine yang dikembangkan PT Kalbe Farma bersama Korea Selatan dan juga beberapa komunikasi dengan negara lain. Saat ini, vaksin Genexine baru melalui uji klinis tahap I di Korea Selatan.

"Saya kira, vaksin Genexine sudah memulai komunikasi untuk tahap-tahap pengembangan selanjutnya," imbuh Penny.