Kabar Buruk dari NTT, Manggarai Barat Jadi Daerah dengan Kasus DBD Tertinggi
Dokumen - Seorang ibu mengompres anaknya yang dirawat akibat terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Selasa (10/3/20). ANTARA/Kornelis Kaha

Bagikan:

KUPANG - Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKKPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur melaporkan, hingga Senin, 17 Januari sore, Kabupaten Manggarai Barat menjadi daerah dengan kasus demam berdarah dengue (DBD) terbanyak di provinsi itu.

"Dari 22 kabupaten/kota di NTT, Manggarai Barat menjadi kabupaten dengan kasus DBD tertinggi yakni 96 kasus," kata Kepala DKKPS NTT, dr Mese Ataupah di Kupang, dilansir Antara, Senin, 17 Januari.

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan perkembangan kasus DBD di NTT mengingat saat ini sejumlah kasus DBD terjadi di provinsi berbasis kepulauan itu.

Mese mengatakan, dari 96 kasus DBD tersebut, 86 pasien sudah dinyatakan sembuh, sementara 10 orang lagi masih dalam perawatan.

"Saat ini berdasarkan data yang kami terima tersisa 10 orang yang masih dirawat. Kita harapkan mereka cepat sembuh," ujar dia.

Ia mengatakan hingga saat ini secara keseluruhan di NTT jumlah kasus DBDnya mencapai 347 kasus dengan dua orang meninggal dunia.

"Dua yang meninggal itu di Kabupaten Sikka dan juga kabupaten Nagekeo," tambah dia.

Dari jumlah 347 kasus itu pasien yang sembuh mencapai 260 orang dan yang masih dirawat mencapai 85 orang.

Lebih lanjut ujar dia menempati urutan kedua, Kota Kupang menjadi kota dengan kasus DBD terbanyak kedua dengan dengan jumlah kasus mencapai 63 kasus.

Sementara itu urutan ketiga yakni kabupaten Sikka dengan jumlah kasus mencapai 50 kasus dan terdapat satu orang yang meninggal dunia.

Dengan banyaknya kasus DBD di NTT saat ini Mese mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya dan juga selalu menerapkan program 3M, yakni menguras, menutup dan mendaur ulang barang bekas.