Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan menandatangani kesepakatan ekspor rudal permukaan-ke-udara jarak menengah Cheongung-II ke Uni Emirat Arab (UEA), dalam kesepakatan yang dilaporkan senilai 4 triliun won atau sekitar Rp48.042.192.200.000.

Kesepakatan ini menjadi penjualan pertama sistem rudal multi-laras dalam sistem anti-rudal produksi Korea Selatan, kepada negara asing.

Menurut Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Minggu (waktu setempat), LIG ​​Nex1, Hanwha Systems dan Hanwha Defense masing-masing bertukar kontrak di Cheongung-II dengan Tawazun Economic Council, yang merupakan otoritas akuisisi pertahanan dan keamanan UEA.

Mereka bertukar kontrak di hadapan Presiden Moon Jae-in dan Perdana Menteri sekaligus Wakil Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Presiden Moon bertemu dengan perdana menteri sebagai bagian dari perjalanan delapan harinya ke UEA, Arab Saudi dan Mesir.

Menteri Akuisisi Pertahanan dan kepala DAPA Kang Eun-ho mengatakan kepada wartawan, kesepakatan itu menandai satu-satunya kontrak ekspor senjata paling menguntungkan dalam sejarah industri pertahanan Korea.

Hingga saat ini, satu-satunya kesepakatan ekspor industri pertahanan terbesar, senilai sekitar 1 triliun won, adalah untuk kapal selam yang dijual ke Indonesia.

Sistem Rudal Jarak Menengah Cheongung-II, yang dikembangkan oleh Badan Pengembangan Pertahanan dan kontrak yang diproduksi oleh ketiga perusahaan, adalah versi upgrade dari Cheongung.

Sistem ini dirancang untuk mencegat rudal balistik tingkat rendah yang sedang terbang pada ketinggian di bawah 40 kilometer, menawarkan tingkat presisi yang mumpuni dalam hal kemampuan hit-to-kill.

"Sementara Cheongung dikembangkan untuk mencegat pesawat, Cheongung-II mampu mencegat pesawat dan rudal balistik. Saya dengan bangga dapat memastikan kemampuan sistem," jelas Kang mengutip Korea Times 17 Januari.

Bersamaan dengan kesepakatan sistem rudal, DAPA dan kementerian pertahanan UEA menandatangani MOU untuk kerja sama bilateral jangka menengah dan panjang di bidang teknologi pertahanan, di mana kedua negara akan bersama-sama mengeksplorasi permintaan dan pengembangan senjata. Termasuk Cheongung-II dan MOU kerjasama pertahanan, tiga dokumen lainnya ditandatangani oleh presiden dan perdana menteri.

"Selama pertemuannya dengan Perdana Menteri UEA, Presiden Moon mengatakan dia sangat senang menandatangani MOU pertahanan dan melihat kemajuan yang mulus dalam kesepakatan Cheongung-II," ujar juru bicara kepresidenan Park Kyung-mee.

"Presiden Moon juga menekankan dua upaya untuk kerjasama pertahanan timbal balik, yang menghasilkan penelitian bersama, pengembangan, manufaktur di UEA dan ekspor bersama ke negara ketiga," tandasnya.