Bagikan:

JAKARTA - Kondisi COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta mulai merangkak naik di awal tahun 2022, setelah sebelumnya cukup terkendali.

Namun, menurut ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono mengungkapkan bahwa peningkatan kasus COVID-19 saat ini tak mencerminkan adanya peningkatan penularan warga Ibu Kota.

Sebab, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, mayoritas kasus baru COVID-19 yang tercatat merupakan pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri.

"Cermat baca statistik, sebagian besar kasus COVID-19 yang dilaporkan adalah hasil skrining dari penduduk yang melakukan perjalanan dari luar negeri. Tidak merefleksikan peningkatan penularan pada penduduk Jakarta," kata Pandu dalam akun Twitter @drpriono1, dikutip pada Jumat, 7 Januari.

Sementara, terhadap kenaikan kasus varian Omicron di Jakarta, Pandu menyebut hal ini juga belum membebani layanan kesehatan. Sehingga, ia meminta masyarakat tak perlu khawatir berlebihan atas kemunculan Omicron.

"Tidak perlu panik dengan Omicron kalau sudah bisa mengatasi Delta," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Provinsi DKI Jakarta mulai menunjukkan tren kenaikan kasus COVID-19 di lima hari pertama tahun 2022. Hal ini tercatat dalam pendataan Dinas Kesehatan DKI.

Pada Tanggal 31 Desember 2021, kasus baru COVID-19 di DKI bertambah 87 kasus. Lalu, pada tanggal 1 Januari 2022 mulai naik dengan pertambahan 121 kasus baru. Tanggal 2 Januari bertambah 103 kasus.

Kemudian, ada pertambahan 172 kasus baru pada 3 Januari, 115 kasus baru bertambah pada 4 Januari, 259 kasus baru pada 5 Januari, dan 267 kasus baru pada 6 Januari.

Begitu juga dengan penambahan kasus dengan deteksi varian Omicron di Ibu Kota. Tercatat, per tanggal 2 Januari ada 13 kasus Omicron yang terdeteksi, 12 kasus Omicron pada 3 Januari, dan 90 kasus Omicron pada 4 Januari.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengungkapkan, kasus baru dan kasus aktif di Ibu Kota saat ini didominasi oleh pelaku perjalanan yang datang dari luar negeri.

"Perlu digarisbawahi, dari peningkatan tersebut, 73 persen kasus aktif dan 81 persen kasus positif baru harian di Jakarta adalah pelaku perjalanan luar negeri," kata Widyastuti.