JAKARTA - Hasil survei lembaga Saiful Mujani Research and Consulting menempatkan elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) hanya 1,8 persen. Hal itu menjadi lampu merah bagi partai yang dinahkodai Zulkifli Hasan.
Setidaknya PAN harus bekerja keras agar elektabilitasnya minimal 4 persen agar tetap bertahan di Senayan.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai rendahnya elektabilitas PAN mengindikasikan ancaman Partai Ummat adalah nyata. Menurutnya, partai yang diinisiasi Amien Rais itu akan menggerogoti elektabilitas PAN.
"Selama PAN tetap mengandalkan massa Muhammadiyah, tampaknya akan sulit bagi PAN untuk bertahan di Senayan. PAN akan kalah bersaing dengan Partai Ummat, karena Zulkifli Hasan dinilai kalah kredibel dengan Amien Rais dimata massa Muhammadiyah," ujar Jamiluddin di Jakarta, Kamis, 30 Desember.
BACA JUGA:
PAN, lanjutnya, mau tidak mau harus memperluas pangsa pasarnya jika tetap ingin bertahan di Senayan. PAN, kata Jamiluddin, harus berani masuk ke massa NU dan ormas lainnya di luar Muhammadiyah.
"Bahkan PAN harus sudah intens merambah ke massa non muslim. Untuk ini, positioning PAN harus diubah ke arah yang lebih nasionalis religius. Hal itu perlu dilakukan karena persepsi kebanyakan masyarakat selama ini PAN cenderung partai berbasis agama," jelasnya.
Selain itu, menurut Jamiluddin, PAN juga sebaiknya menggaet pasar kalangan milenial. Sebab pangsa pasar ini sangat besar, sehingga akan mempengaruhi perolehan suara PAN pada Pileg 2024.
"Untuk itu, slogan pendekatan PAN juga perlu disesuaikan dengan kalangan milenial. Kebutuhan para milenial mau tidak mau harus menjadi agenda utama yang diperjuangkan PAN," tandas Jamiluddin.