Bagikan:

JAKARTA - Indonesia kembali melakukan kerja sama internasional dengan perusahaan asal China untuk pastikan ketersediaan vaksin COVID-19. Kerja sama ini sekaligus untuk memperingati hubungan diplomatik ke-70 tahun dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir bersama dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan pertemuan bilateral dengan State Councilor dan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi di Sanya, Hainan pada Kamis, 20 Agustus.

Pertemuan antara Erick, Retno dan Wang Yi juga melibatkan sejumlah perusahaan farmasi asal China. Sebab, penguatan kerja sama di bidang vaksin menjadi agenda utama dari pertemuan tersebut.

Erick mengatakan, pertemuan ini merupakan pertemuan tindak lanjut dari pertemuan daring bersama Menteri Luar Negeri Wang Yi pada akhir bulan Juli. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga mengutus keduanya untuk menindaklanjuti beberapa kerja sama bilateral, termasuk kerja sama di bidang vaksin dan kerjasama ekonomi lainnya dengan China.

Kerja sama ini, kata Erick, sebagai bagian dari peringatan hubungan diplomatik Indonesia-China ke-70 tahun. Dalam peringatan tersebut kedua negara ini berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di bidang vaksin.

"Alhamdulillah kami mengadakan pertemuan dan negosiasi. Pembicaraan berlangsung sangat positif. Sinovac bahkan sudah menandatangani kerjasama transfer knowledge dengan Bio Farma," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 21 Agustus.

Erick menjelaskan, penyaluran bahan baku vaksin dari Sinovac akan dimulai pada bulan November. Kerja sama ini, katanya, tak sekadar transaksi dari sisi ekonomi, melainkan pula transfer teknologi maupun pengetahuan seperti yang sudah ditandatangani antara Sinovac dengan Bio Farma.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman dan dengan harga yang terjangkau. Ia melihat, adanya komitmen kuat dari sejumlah industri farmasi China untuk melakukan kerja sama vaksin dengan Indonesia.

Selain pertemuan dengan Sinovac, Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi China lainnya, yaitu CanSino Biologics dan Sinopharm.

"Kami di Komite memperbesar dan melakukan berbagai daya upaya untuk mengurangi penyebaran virus sambil terus membangun kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan terapi penyembuhan. Sambil menunggu vaksin Merah Putih, vaksin dari negara lain masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat Indonesia agar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit," tuturnya.

Tak hanya itu, kata Erick, Indonesia juga terus terbuka dan menjajaki kerja sama internasional lainnya untuk memastikan dan mengakselerasi ketersediaan yang aman dan efektif di Indonesia.

Sekadar informasi, kerja sama internasional di bidang vaksin menjadi salah satu dari berbagai berbagai upaya pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19, di antaranya melakukan 3T (test, trace, treat), mendorong perubahan perilaku, menyiapkan kemandirian bangsa lewat pengembangan vaksin merah putih, dan terapi penyembuhan, hingga menyiapkan kapasitas produksi dan distribusi di dalam negeri untuk produksi dan vaksinasi massal.