Menkes: Pelaku Perjalanan Luar Negeri Meningkat di Seluruh Pintu Masuk dalam Sepekan terakhir
ILUSTRASI/BANDARA SOEKARNO-HATTA/DOK ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pelaku perjalanan yang melewati pintu masuk Indonesia meningkat selama sepekan terakhir baik darat, udara, maupun darat.

"Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk," kata Menkes dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 20 Desember.

Dari kondisi tersebut, pemerintah pun terus berupaya melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) dan whole genome sequencing. Hal ini, kata Budi, harus dilakukan demi mencegah masuknya COVID-19 varian Omicron di Tanah Air.

Hasilnya, dari pengujian tersebut ternyata positivity rate pelaku perjalanan yang masuk dari jalur darat dan laut ternyata lebih tinggi dibanding udara.

"Kita sudah amati semua kita tes PCR dan genome sequencing ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk darat jauh lebih tinggi positivity ratenya dibanding pintu masuk udara," ungkap mantan Wakil Menteri BUMN itu.

"Oleh karena itu kami dengan bantuan TNI, Polri, dan Kemendagri akan memperkuat proses surveilans dan juga karantina di masuk pintu laut dan darat," imbuh Budi.

Selain melakukan whole genome sequencing, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga melakukan langkah lain untuk mencegah masuknya varian Omicron di Tanah Air dari pelaku perjalanan internasional. Salah satunya, dengan menggunakan PCR berbasis S Gene Target Failure (STGF) yang bisa lebih cepat mendeteksi varian Omicron.

Meski tidak 100 persen akurasinya seperti whole genome sequencing, tes PCR dengan basis STGF ini bisa menjadi penanda. Apalagi, waktu yang dibutuhkan untuk mengetes satu spesimen hanya sekitar lima sampai enam jam.

"Tes PCR dengan STGF berfungsi sebagai marker jadi tidak 100 persen seperti WGS tapi kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu empat sampai enam jam saja. Sedangkan WGS membutuhkan waktu tiga sampai lima hari," tegas Menkes.

Serangkaian langkah ini dirasa perlu dilakukan karena kasus COVID-19 varian Omicron yang ada di Tanah Air saat ini adalah imported case bukan transmisi lokal. Termasuk, kasus positif yang dialami oleh N, petugas kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Menurut Menkes, N tertular COVID-19 varian Omicron dari seorang wanita asal Indonesia yang baru pulang dari Nigeria pada 27 November lalu.

"Oleh karena itu perlu kita perketat kedatangan luar negeri kita dan karantina kita agar kasus-kasus yang datang dari Nigeria, yang datang dari London, yang datang dari Guyana, Amerika Serikat bisa kita jaga," pungkasnya.