JAKARTA - Kampus yang sehat, aman dan nyaman harus senantiasa selalu memberantas tiga dosa besar yakni intoleransi, perundungan, kekerasan seksual serta korupsi. Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau LLDikti bermitra dengan Perguruan Tinggi di lingkungannya senantiasa selalu berupaya menciptakan prinsip tersebut. Demikian diungkap Kepala LLDikti Wilayah III, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc.
“Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset dan teknologi berkomitmen untuk selalu memberantas tiga dosa besar dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah penetapan Peraturan Menteri nomor 30 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan yang terjadi di lingkungan Perguruan Tinggi,” ungkap Kepala LLDikti Wilayah III, Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc di hadapan wisudawan dan wisudawati Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama (UPDMB) di Jakarta, Senin 13 Desember.
Menurutnya, Terbitnya peraturan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga kampus melalui edukasi tentang kekerasan seksual sebagai upaya pencegahan dan menguatkan sistem penanganan yang berpihak pada korban.
“Dengan adanya regulasi ini dunia Perguruan Tinggi benar-benar menjadi panutan dan bisa menjadi duta anti kekerasan seksual maupun berbagai bentuk kekerasan lainnya agar kampus-kampus di Indonesia merdeka dari berbagai tindak kekerasan,” tambah Agus.
Untuk prinsip pendidikan toleransi, Agus memberi apresiasi kepada Universitas Moestopo yang baru - baru ini mendapat penghargaan dunia atas inklusifitas ASIC 2021, Accreditation Service for International Schools, Colleges and Universities atau Badan Akreditasi pendidikan nasional yang berpusat di Inggris.
"Selamat untuk Universitas Moestopo yang telah menunjukan dirinya di Indonesia dan dunia sebagai kampus dengan lingkungan belajar yang sehat, nyaman, dan aman dalam hal toleransi beragama dan keberagaman," ungkap Agus.
Menurut Wakil Rektor I UPDMB, Prof. Dr. Andriansyah, M.Si yang juga ketua panitia, wisuda 2021 ini bertema Kolaborasi - Integritas – Solusi. Wisuda diikuti oleh sekitar seribu mahasiswa tingkat sarjana dan magister dan berlangsung secara hybrid atau campuran antara luring dan daring.
“Wisuda memang sengaja kami lakukan mengikuti prosedur kesehatan secara ketat, antara lain para hadirin harus sudah divaksin, aman setelah menjalani tes antigen, menggunakan aplikasi peduli lindungi, jaga jarak, menggunakan masker serta cuci tangan,” ungkap Andriansyah.
Prosesi wisuda, tambah Andriansyah, berlangsung dalam dalam tiga sesi. Selain tidak ada sesi foto juga wisudawan tidak boleh berlama lama di dalam gedung. Setelah pemanggilan nama, langsung dipersilahkan untuk meninggalkan gedung. Hal ini dilakukan agar konsisten melaksanakan Prokes dengan mengurangi kerumunan.
BACA JUGA:
Dalam rangkaian acara, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (B) Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn mengatakan bahwa saat ini kita berada di Era berkelimpahan informasi yang membuat praktik dan penerapan bagi kemaslahatan akan menjadi penting dalam nuansa kerja yang penuh volatilitas, ketidak pastian, kompleksitas, dan ambiguitas, yang memerlukan penyelesaian solutif, kerjasama, jejaring, dan integritas dalam kerja.
'
“Kita bersama sama harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ini, baik dalam pola pikir, maupun penerapannya. Oleh karena itu, pesan saya adalah mari kita terus belajar, membangun jejaring, berkolaborasi, hidup penuh integritas, beretika, toleran dan selalu berupaya untuk memberikan solusi,” Ucap Rudy.
UPDMB atau biasa disebut Kampus Merah Putih ini merupakan salah satu universitas swasta tertua di Indonesia, didirikan pada tanggal 15 Februari 1962, dan saat ini UPDM (B) memiliki lima Fakultas serta satu Program Pascasarjana serta 11 Program Studi.
Kampus ini juga telah memiliki lulusan sekitar 32.000 orang. Mereka telah bekerja baik disektor pemerintahan, swasta serta menduduki posisi yang sangat strategis, seperti Menteri, ketua Lembaga pemerintahan maupun Direksi BUMN. Begitu juga disektor swasta mulai dari Pegawai, Manajer, maupun Direktur perusahaan dan ada yang berhasil dalam enterpreneur.
“Atas nama yayasan saya berpesan, sebagai kaum terpelajar dan cendekiawan, agar saudara jangan berpuas diri, teruslah belajar Karena saudara adalah bagian dari learning society, tatangan ke depan tidaklah ringan,” pungkas Ketua Pembina Yayasan UPDMB, Dr. RM. H. Hermanto, JM, JM, SKG, drg, MM.