Bagikan:

JAKARTA - Zahra (52), salah satu pedagang warung sembako di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan penurunan omset pembelian minyak goreng lantaran kenaikan harga minyak yang melonjak drastis.

"Tadi minyak ini (nunjuk 1,8 liter minyak sachet) sebelum naik kan nggak sampai 30 ribu, sekitar 28 ribu lah. Saya jual sekarang 37 ribu," katanya kepada wartawan di lokasi, Jumat 10 Desember.

Minyak goreng yang dijual masih menumpuk karena sepinya pembeli/ Foto: IST

Menurutnya, kenaikan harga minyak sudah sejak satu bulan terakhir. Selain kenaikan harga minyak kemasan, harga minyak goreng curah yang sebelumnya seharga Rp14 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp20 ribu.

"Lakunya berkurang, mungkin karena mahal. Tukang gorengan biasanya yang langganan itu pada pakai minyak, juga engga ada. Katanya diliburkan aja, engga ada untungnya kalau jualan gorengan sekarang ini. Kan minyaknya tinggi banget, dua kali lipat kan naiknya," katanya saat ditemui wartawan.

Selain kenaikan harga minyak, harga sembako cenderung ikut melonjak naik menyusul harga minyak goreng.

Minyak goreng yang dijual masih menumpuk karena sepinya pembeli/ Foto: IST

Menurut Zahra, kenaikan harga minyak goreng mencapai Rp37 ribu karena pajak naik. Kemudian (pasokan) sawit yang berkurang.

"Penurunan omset penjualan minyak goreng mencapai 30 persen. (pembeli) Turun. Biasanya tukang gorengan banyak beli minyak, sekarang nggak ada. Katanya sih nggak ada untungnya," ujarnya.