JAKARTA - Pemerintah Saerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat menjalin kerja sama dengan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tentang pengembangan potensi daerah dan pelayanan publik melalui pendekatan dua kebudayaan yang saling bersaudara.
Kesepakatan bersama tersebut ditandatangani langsung Gubernur Jabar Mochamad Ridwan Kamil dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X di Area Candi Prambanan, Yogyakarta, Rabu, 1 Desember malam dalam acara Pesona Jabar, dilansir situs Pemprov Jawa Barat, Kamis, 2 Desember.
Malam puncak Pesona Jabar di Candi Prambanan menjadi agenda penutup Gubernur Ridwan Kamil dalam rangkaian kunjungan kerja hari pertama di Daerah Istimewa. Dan gubernur beserta rombongan direncanakan akan menemui warga Sunda di Yogyakarta dan juga menjadi narasumber di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Gubernur Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa kehadirannya ke Yogyakarta atas undangan Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk mendekatkan dua kebudayaan Sunda dan Jawa yang memiliki nilai sejarah panjang di bumi pertiwi sebagai simbol sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia.
“Kami merasa kita harus menarasikan sebuah semangat persatuan yang mudah diucapkan tapi susah dilaksanakan,” ucapnya.
BACA JUGA:
Sosok Sri Sultan menurut Ridwan Kamil ialah sebagai orang tua yang wajib diteladani. Dalam memimpin pada masanya berhasil mencetak sejarah dengan menghadirkan nama Jalan Siliwangi dan Jalan Pajajaran di Yogyakarta. Sebaliknya ada Jalan Hayam Wuruk dan Majapahit di belakang kantor Gubernur Jabar di Gedung Sate, Kota Bandung.
“Mewakili masyarakat Jabar saya mengapresiasi di zaman Sri Sultan lah penguatan sinergi dua budaya Jawa - Sunda terwujud secara konkret,” ujar Ridwan Kamil.
Kerja sama antar dua provinsi di Pulau Jawa ini diharapkan bisa membawa semangat persatuan seluruh daerah di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi ini bisa menjadi penyejuk dan semangat persatuan Indonesia.
“Mudah-mudahan kunjungan kerja sama ini bisa menarasikan simbol Jawa, Sunda,” imbuhnya.
Nantinya, untuk menindaklanjuti kerja sama budaya antardua provinsi tersebut, Gubernur mengundang Sri Sultan ke Bandung. Diketahui pada masa lalu Sri Sultan punya kenangan manis di Kota Bandung dalam menemukan tambatan hatinya. Jalan Panaitan menjadi saksi kisah cinta Sri Sultan dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
“Kita nanti jalan-jalan lewat Panaitan, nanti kalau Sultan berkenan ada rute nostalgia saat dulu Kanjeng Ratu Hemas itu ikut orang tuanya kerja di Bandung, Sri Sultan jatuh cinta lalu keliling Bandung, mungkin faktor udara yang membuat gerimis romantis,” ujar gubernur.
Gayung bersambut, Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai kerja sama antar provinsi ini penting dalam meningkatkan tata kelola pemerintahan menuju ke arah yang lebih baik untuk mengikuti perkembangan zaman.
“Kerja sama antar provinsi ini penting terutama pelayanan publik dan pengembangan potensi daerah,” ungkapnya.
Sri Sultan pun menjelaskan terkait pepatah Sunda untuk silih asih, silih asah, silih asuh, demi terciptanya iklim kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
“Kudu silih asih, silih asah jeung silih asuh adalah pepatah sunda yang menganjurkan kita untuk saling mengasihi. Saling mengajari dan saling menjaga satu sama lain, agar tercipta iklim kerja sama sarat kedamaian. Itulah tujuan kehadiran delegasi gubernur Jabar ke Yogyakarta,” terangnya.
Kunjungan persahabatan ini menurutnya ditandai dengan pertukaran budaya. Pesona Budaya Jawa Barat adalah perintisan kerja sama pariwisata, budaya dan ekonomi kreatif dalam bentuk kolaborasi dan strategi untuk bangkit bersama guna pemulihan ekonomi kedua provinsi.
“Selain itu juga, penandatanganan MoU tentang pengembangan potensi daerah dan peningkatan pelayanan publik. Kemauan baik itu tentu harus kita sambut dengan tangan terbuka dan lapang dada,” tandasnya.
Sri Sultan pun direncanakan akan tiba di Bandung pada tanggal 7 Desember untuk menindaklanjuti kerja sama DIY -Jabar. Tak hanya itu, Sri Sultan diajak berkeliling oleh Kang Emil untuk mengenang masa muda saat mengejar cinta ya Kanjeng Ratu Hemas.
“Saya ke Bandung acaranya tanggal 7 keliling Bandung nostalgia masa lalu,” pungkasnya.