JAKARTA - Zulkifli Zaini ditunjuk jadi Direktur Utama PLN. Dia punya beberapa strategi untuk membenahi perusahaan listrik miliki negara itu.
Pertama Zulkifli bakal meminimalisasi masalah pemadaman listrik (security of supply). Kedua, ia bakal memastikan tarif listrik terjangkau bagi masyarakat.
Ketiga, ia menyadari tidak ada perusahaan yang mampu untuk melaksanakan mandatnya, kecuali keuangannya baik. "Oleh karenanya, direksi dan komisaris PLN berupaya membuat alur keuaangan PLN berjalan dengan sehat," ucap Zulkifli di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin, 23 Desember.
Keempat, ia bakal mengefisiensi sistem operasional PLN. "Sumber daya PLN, kita harapkan untuk kompeten saling bekerja sama atau sinergi dan memiliki orientasi untuk melayani," ucap dia.
Kelima, ia bakal memaksimalkan Energi baru terbarukan (EBT) dan membuat kemitraan menjadi kondusif. Caranya, menjalin komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan, mengadopsi teknologi, dan meningkatkan inovasi.
Tantangan berikutnya, Zulkifli diminta oleh Menteri BUMN Erick Thohir untuk memastikan PLN menjadi perusahaan yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi, menyediakan listrik ke seluruh pedesaan, serta membangun tata kelola pemerintahanan yang baik.
"Selain itu, (mengedepankan) transparansi dan keterbukaan kepada publik serta kecepatan bertindak namun dengan struktur yang baik dan dengan risiko yang terukur," ungkap dia.
Alasan tak jadi pilih Rudiantara
Sebelumnya, beredar kabar bahwa Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, digadang-gadang bakal menjadi pimpinan PLN. Namun, ternyata Zulkifli yang terpilih merasakan kursi Dirut perusahaan listrik pemerintah tersebut.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengklaim sejak awal tidak pernah secara resmi mempertimbangkan nama Rudiantara. Arya juga tak menjawab secara detail soal klasifikasi pemilihan nama Dirut PLN.
"Kan sejak awal kami ga ada ngomingin (rudiantara). Cuma ngomong dia termasuk (dalam pilihan). Nanti kita liat kalau ada kebutuhan BUMN bisa kita mintakan," ungkap Arya.
Kemudian, Arya mengungkapkan alasan Zulkifli dipilih menjadi pimpinan PLN karena ingin menyegarkan formasi kerja dengan menunjuk orang luar. Selain itu, Zulkifli pernah menjadi Dirut Bank Mandiri selama beberapa tahun.
"Kan (masalah utama) PLN di distribusi. Jadi cashflow-nya harus kuat dan menurunkan biaya listrik. Mau tak mau, ahli keuangan (seperti Zulkifli) yang mempengaruhi (program PLN)," jelas Arya.