Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan menilai, masyarakat cenderung menunda vaksinasi karena melihat kasus COVID-19 di dalam negeri sedang melandai. Padahal seharusnya justru sebaliknya.

"Harusnya jangan menunda vaksinasi saat kasus COVID-19 melandai. Justru sebaliknya harus ditingkatkan," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, Kamis 2 Desember dikutip dari Antara.

Dalam webinar soal pandemi COVID-19 dan percepatan vaksinasi COVID-19, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, kondisi penurunan vaksinasi itu harus diatasi pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota. Daerah harus mengejar vaksinasi karena pandemi COVID-19 di Indonesia yang melandai harus menjadi momentum

emas mempercepat capaian vaksinasi di dalam negeri.

Parahnya lagi, bukan hanya terjadi penurunan, masyarakat juga lagi tren memilih-milih jenis vaksin. Padahal semua merek vaksin yang beredar di Indonesia aman dan berkhasiat sehingga masyarakat bisa melakukan vaksinasi dengan merek yang tersedia.

“Semua vaksin sama baiknya, efek samping itu biasa sebagai reaksi tubuh kita saat dilatih vaksin untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh,"ujar Nadia.

Ada pun mengenai pengaruh vaksin pada varian baru, Nadia mengemukakan, vaksin bisa mencegah masyarakat sakit parah terhadap varian baru tersebut.

Walau pun masih banyak yang harus diteliti terkait efikasi, katanya, namun efek proteksi vaksin tetap banyak dan manfaatnya lebih besar.

Dia menyebutkan, saat ini capaian vaksinasi nasional sudah 67 persen untuk dosis pertama dan sekitar 46 persen dosis kedua.

"Harus masih ditingkatkan, khususnya vaksinasi lansia karena baru mencakup sekitar 53 persen untuk dosis pertama, " katanya.

Guna percepatan vaksinasi khususnya lansia, perlu dilakukan upaya mendekatkan vaksinasi kepada masyarakat, seperti sistem "door to door" dan posyandu lansia.

Akselerasi vaksinasi sangat penting untuk meminimalisir dampak penyebaran varian baru virus COVID-19 yang sewaktu-waktu bisa datang ke Indonesia.