JAKARTA - Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman cuek meski dikritik sebagai 'jenderal baliho' usai memberi perintah ke anak buahnya mencopot baliho yang memasang wajah Rizieq Shihab.
Kritik 'jenderal baliho' ini disampaikan Deddy Corbuzier saat mengundang Dudung di acara podcast yang ditayangkan di kanal Youtube, @Dedddy Corbuzier, Selasa, 30 November.
"Anda terkenal dengan jenderal baliho jadi gue nanya. Nekat sih, gila sih kayaknya kalau tidak sesuai dengan apa yang berjalan Anda sikat-sikat?" tanya Deddy ke Dudung.
Mendapat pertanyaan itu, termasuk kritik 'jenderal baliho' Dudung merespons santai. Menurutnya, apa yang dilakukan pada baliho Rizieq saat menjabat sebagai Panglima Kodam Jayakarta (Pangdam Jaya) memiliki alasan yang kuat.
"Begitulah kalau saya. Saya masuk di Kodam Jaya itu saya lihat baliho bergelimpangan, udah gitu nada-nadanya, seruan jihad, revolusi akhlak, baliho juga ada yang di sembah-sembah," terang dudung.
Dudung pun tidak langsung bertindak tetapi mempelajari terlebih dahulu video hingga sepak terjang imam besar Front Pembela Islam (FPI) selama ini. Satu persatu video detail diplototin. Hingga akhirnya, Dudung mengaku mendidih melihat apa yang dilakukan Rizieq.
"Saya pelajari apa ini, video-video sebelumnya apa yang dilakukan oleh Rizieq Shihab itu ya saya lihat itu. Berani sekali dia mengatakan pimpinan kita, presiden kita kata-kata yang tidak bagus sebagai warga negara? Mengganti nama presiden kita yang tidak benar. Mendidih darah saya, panas," tegas Dudung.
BACA JUGA:
Meski begitu sesuai Undang-Undang, Dudung tidak langsung bertindak mencopot baliho melainkan tetap berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Satpol PP. Dudung juga telah menerima surat dari Wali Kota meminta bantuan untuk tugas copot mencopot.
"Akhirnya Satpol PP, Polisi dibantu TNI. Nah, ada surat dari Wali Kota juga minta bantuan pada TNI untuk menertibkan itu, ya sama-sama dengan polisi semuanya," jelas Dudung.
Dudung menambahkan, sebelum TNI Polri turun tangan, Satpol PP kerap mendapat ancaman usai melakukan pencopotan. Pada malam hari susudah mencopot, ada anggota FPI yang mendatangi kantor Satpol PP memberikan ancaman agar baliho kembali dipasang.
"Bayangkan itu, jadi kantor Pol PP di Jakarta Utara didatangi oleh FPI dan disuruh masang lagi (Baliho) jam 11 malam. Kan gendeng itu! Saya bilang Pol PP sudah ketakutan, ketakutan lah. Ini didatangin bawa parang, bawa segala, masa kita diam saja!,"
"Memang mereka ini siapa, mereka ini siapa? Saya bilang negara harus hadir, negara harus hadir, kalau dibiarkan ini bahaya," tegas Dudung.