JAKARTA - Varian baru dari COVID-19 yang disebut Omicron kembali ditemukan di Sydney, Australia. Ada dua orang yang terkonfirmasi virus varian itu.
Para penumpang itu tiba di Sydney menumpang Singapore Airlines dari Singapura. Dan mereka datang dari Afrika Selatan tempat di mana para peneliti di sana menemukan Omicron pertama kali.
Dikutip dari Channel News Asia, dua orang ini tiba di Sydney pada Minggu 28 November kemarin.
"Kedua penumpang tiba di Sydney dari Afrika selatan dengan penerbangan Singapore Airlines SQ211," kata kementerian kesehatan New South Wales (NSW Health).
Keduanya padahal sudah divaksinasi lengkap dan kini telah diisolasi di akomodasi kesehatan khusus.
Informasi penerbangan dari situs Bandara Changi menunjukkan, SQ211 berangkat dari Singapura pada pukul 10.30 pada hari Minggu dan mendarat di Sydney pada pukul 21.20.
"Semua orang di penerbangan dianggap kontak dekat dan perlu segera dites COVID-19 dan diisolasi selama 14 hari, terlepas dari status vaksinasi mereka," kata NSW Health.
Dikatakan bahwa mereka akan menghubungi semua penumpang dan awak pesawat untuk memberi tahu mereka tentang persyaratan isolasi.
Juru bicara maskapai ini memastikan pilot dan kru yang mengoperasikan penerbangan akan mengisolasi diri dan menjalani tes COVID-19.
"Singapore Airlines akan bekerja dengan pihak berwenang, dan dipandu oleh persyaratan peraturan yang relevan, karena memastikan kesehatan dan keselamatan pelanggan dan anggota staf kami," tambah juru bicara SIA.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Langkah Pemerintah Cegah Masuknya COVID-19 Varian Omicron dari Afrika Selatan ke Tanah Air
29 November 2021, 09:16
Varian virus corona Omicron kemungkinan akan menyebar secara internasional, menimbulkan risiko global 'sangat tinggi' dari lonjakan infeksi yang dapat memiliki "konsekuensi parah' di beberapa area, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin.
Badan PBB yang menangani masalah kesehatan tersebut mendesak 194 negara anggotanya untuk mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi dan, untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus, guna "memastikan rencana mitigasi ada" untuk mempertahankan layanan kesehatan penting.
"Varian Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, beberapa di antaranya mengkhawatirkan dampak potensialnya pada lintasan pandemi," kata WHO seperti melansir Reuters 29 November.
"Risiko global secara keseluruhan terkait dengan varian baru dinilai sangat tinggi," sambung WHO
Lebih jauh WHO menerangkan, hingga saat ini tidak ada kematian terkait dengan Omicron yang dilaporkan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai potensi Omicron untuk lolos dari perlindungan terhadap kekebalan yang disebabkan oleh vaksin dan infeksi sebelumnya.