PADANG - Video Wali Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah terlibat adu mulut dengan ibu-ibu di kawasan Pantai Padang menjadi viral. Perdebatan mereka dipicu teguran Mahyeldi soal larangan berdagang di trotoar.
Dalam video yang tersebar, Mahyeldi tampak mengenakan jaket dan celana hitam serta helm untuk bersepeda. Awalnya, Mahyeldi dan sejumlah ibu-ibu saling berbalas argumen di area trotoar. Ibu-ibu yang berdagang di trotoar merasa tidak senang dengan cara Mahyeldi menegur mereka agar memindahkan dagangan.
"Bapak kalau bicara itu baik-baik, saya mengerti kok pak. (bukan mengatakan) 'Woi turunkan ke bawah'," kata salah seorang ibu dengan bahasa daerah dalam video itu.
"Kalau tidak mengerti duduk rapat-rapat di sini," timpal Mahyeldi.
Salah seorang ibu bahkan melontarkan kata-kata kasar di hadapan Mahyeldi. Dia juga membanting benda di depan politikus PKS itu.
"Bapak cara bapak itu, kami ini bukan binatang," ujar ibu lainnya.
Setelah berlangsung sekitar dua menit, Mahyeldi mencoba menjauh dan berjalan menuju sepeda yang diparkirnya dipinggir trotoar. Meski begitu, ibu-ibu yang tak senang dengan cara Mahyeldi menegur masih belum berhenti 'ngomel'.
Akhirnya, Mahyeldi hanya diam sambil menenangkan emak-emak yang sudah terlanjur emosi. "Iya, sudah bu, sudah bu," ujarnya.
Menanggapi viralnya video itu, Mahyeldi menganggap hal tersebut sebagai risiko pejabat daerah.
"Tidak apa-apa, itu adalah konsekuensi menjadi wali kota. Semua respons masyarakat kita nikmati. Dan memang tidak semua yang kita lakukan itu direspons dengan baik," kata Mahyeldi kepada wartawan di Padang, Minggu, 9 Agustus.
"Itu kita tidak ada mengatakan kalimat-kalimat yang... justru mungkin karena ada sesuatu hal, kemudian mungkin merespons. Dalam hal ini kita tetap memberikan yang terbaik, buktinya Pantai Padang kan kita rapikan dan kita tidak ada melarang," imbuhnya.
BACA JUGA:
Mahyeldi tak menjawab secara detail soal pemicu kemarahan ibu-ibu yang terjadi pada Kamis, 6 Agustus. Dia hanya mengatakan respons berbeda-beda dari masyarakat itu hal biasa.
"Biasa lah kan kita bertemu dengan masyarakat dan kemudian kita bersua dan kita sampaikan, dan macam-macam responsnya," katanya.