BMKG: 10 Daerah di Aceh Berpotensi Banjir dan Longsor 
ILUSTRASI/DOK ANTARA

Bagikan:

BANDA ACEH - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan 10 kabupaten di Aceh memiliki potensi banjir dan tanah longsor akibat intensitas hujan tinggi pada akhir 2021. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan.

“BMKG selalu memonitor perkembangan cuaca maupun indikator yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di Aceh,” kata Koordinator BMKG Provinsi Aceh Nasrol Adil di Aceh Besar dikutip Antara, Kamis, 4 November.

Beberapa daerah yang diperkirakan BMKG akan terjadi banjir dengan kategori tinggi pada akhir tahun meliputi wilayah barat selatan Aceh seperti Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil dan Aceh Selatan.

Sementara untuk wilayah pantai timur Aceh di antaranya Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Utara, yang juga memiliki potensi banjir akibat intensitas hujan tinggi.

“Potensi banjir ini untuk wilayah barat selatan kita prediksi antara pekan kedua hingga pekan keempat November. Dan wilayah timur itu antara pekan kedua Desember hingga akhir Desember 2021,” katanya.

Sedangkan daerah dengan potensi terjadinya tanah longsor meliputi wilayah Aceh bagian tengah seperti Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara.

Nasrol menjelaskan pada November ini diperkirakan adanya pergerakan suhu matahari untuk belahan bumi selatan sehingga mengalami tekanan rendah.

Kemudian pola tekanan tinggi membawa massa udara dari utara menuju arah selatan, terutama benua Asia yang memiliki banyak uap air, yang melewati benua maritim Indonesia.

Selanjutnya, kata dia, dalam pergerakan tersebut terdapat pola angin (streamline). Dan streamline massa udara itu memiliki pola pembelokan di wilayah atmosfer Aceh sehingga terbentuknya belokan angin secara intensif, yang menyebabkan pembentukan awan hujan di Aceh semakin aktif pada November.

“Terutama pada medio November ini. Karena secara statistik klimatologis, puncak musim hujan di Aceh rata-rata di November ini,” katanya.

Oleh karenanya, intensitas hujan tinggi tersebut yang memicu terjadinya dampak bencana hidrometeorologi di wilayah Tanah Rencong, berupa angin puting beliung, petir, angin kencang, banjir, tanah longsor dan gelombang laut tinggi.

Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan langkah-langkah antisipasi terkait potensi bencana hidrometeorologi di Bumi Serambi Mekkah itu.