Menimbang Kembali Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 karena Pandemi COVID-19
Api Olimpiade Tokyo 20202 (Twitter @Tokyo2020)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi virus corona penyebab COVID-19 terus meningkat setiap harinya. Hal itu berdampak terhadap penyelenggaraan hajatan besar tingkat nasional bahkan internasional. Salah satunya, Olimpiade Tokyo 2020. 

Per hari ini jumlah kasus COVID-19 di seluruh dunia tercatat sudah mencapai angka 343.421 kasus, dengan angka kematian mencapai 14.790 orang, sementara yang sembuh 98.896. Adapun di lokasi Olimpiade digelar, Jepang, jumlah kasus virus corona tercatat sebanyak 1.101 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 41 orang, dan yang sembuh 235 orang. 

Meningkatnya wabah COVID-19 mendesak Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk menimbang ulang skenario yang akan diambil. Kemungkinan besar ajang empat tahunan tersebut ditunda. 

Mengutip laman resmi Olimpiade Tokyo 2020, skenario-skenario yang sedang dirancang dalam menghadapi pandemi, berkaitan dengan apakah Olimpiade akan tetap dilaksanakan pada 24 Juli 2020, atau akan diundur.

Presiden Komite IOC Thomas Bach mengatakan, menjaga kesehatan semua pihak yang terlibat dalam ajang Olimpiade 2020 ini merupakan hal yang prinsipil. "Oleh karena itu kami menjadikannya sebagai prinsip utama kami untuk menjaga kesehatan semua orang yang terlibat, dan berkontribusi dalam pengendalian virus," kata Bach.

Pertimbangan untuk melanjutkan atau menunda Olimpiade 2020 bukan perkara mudah. Di satu sisi, terjadi perkembangan animo dari warga Jepang menyambut Olimpiade. Hal ini membuat adanya pertimbangan bahwa Olimpiade akan tetap diadakan namun secara "tidak dalam formasi penuh". Dengan batasan keamanan tertentu, Olimpiade di negara tersebut bisa diselenggarakan.

Namun di sisi lain, ada peningkatan dramatis dalam kasus pandemi COVID-19 di berbagai negara di dunia. Hal ini mengarahkan Dewan Eksekutif bahwa Komite perlu mengambil langkah lanjutan ketika menyusun perencanaan skenario.

Pasalnya, ada pertimbangan lain yang membuat ajang ini rasanya sulit untuk diundur. Misalnya terkait ketersediaan akomodasi yang diperkirakan sulit untuk disediakan kembali. Menurut laman resmi itu setidaknya tercatat jutaan malam kamar hotel sudah dipesan untuk hajat empat tahunan itu. Sementara apabila diundur, harus menyesuaikan kembali kalender olahraga internasional yang sedikitnya berisi 33 agenda. 

Karena itu, dalam rangka merumuskan skenario yang berbeda, akan membutuhkan komitmen penuh dan kerja sama antara Komite Olimpiade dan otoritas Jepang. Selain itu komitmen terhadap skenario ini juga diperlukan dari pihak pemangku kepentingan. Misalnya mereka yang memegang hak siar, dan para sponsor. Perumusan skenario ini diprediksi akan rampung dalam empat pekan lagi. 

Kemungkinan Besar Ditunda

Kendati Komite Olimpiade Tokyo 2020 masih memberi harapan bahwa Olimpiade akan terus berlanjut, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bilang opsi untuk menunda mungkin saja terjadi. Menurut Shinzo, kondisi penyebaran wabah COVID-19 ini membuat penyelenggaraan olahraga besar seperti Olimpiade Tokyo ini sulit dijamin keamanannya. 

"Jika IOC dalam keputusannya bisa diartikan menjadi tidak mungkin untuk mengadakan Olimpiade dalam bentuk lengkap, seperti yang saya katakan sebelumnya, maka keputusan yang harus dibuat mungkin menundanya," kata Abe dikutip Nikkei.

Meskipun demikian, Abe bilang, membatalkan Olimpiade Tokyo 2020 tidak termasuk dalam opsi dari hasil rapat penentuan skenario tersebut.