YOGYAKARTA – Kiprah Maruarar Sirait di dunia politik tengah jadi sorotan setelah ia memutuskan keluar dari PDI Perjuangan. Karier politik Maruarar Sirait memang dimulai dari PDIP. Partai itu juga yang ikut membesarkan namanya di kancah perpolitikan Tanah Air.
Karir Politik Maruarar Sirait
Profil Maruarar Sirait sangat lekat dengan PDIP. Ia adalah politikus kelahiran Medan, 23 Desember 1969, namun ia hidup di Jakarta sejak kecil. Bahkan ia menempuh pendidikan tingkat dasar di Jakarta, tepatnya di SD PKSD VI Jakarta.
Pria yang akrab disapa Ara itu memang cukup aktif di berbagai organisasi sejak menjadi mahasiswa. Ia diketahui merupakan alumni mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Parahyangan. Selama menjadi mahasiswa, Ara aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Selain itu ia juga menjadi anggota Resimen Mahasiswa Unpar, lalu menjadi manajer Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Unpar. Dari situlah Ara mulai tertarik untuk terjun di bidang politik.
Setelah masa studinya selesai, pada tahun 1999 Ara memutuskan bergabung ke PDI Perjuangan. Keputusan itu banyak disebut dilakukan oleh Ara karena mengikuti jejak sang ayah yakni Sabam Sirait, politikus PDIP yang mendapat julukan Bapak Demokrasi Bangsa.
Selama menjadi anggota PDIP, Maruarar Sirait memang banyak menuai sorotan karena ia sering melontarkan gagasan kritisnya. Di tahun 2004, ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI lewat PDIP. Gayung bersambut, ia berhasil lolos ke senanyan dengan periode jabatan 2004-2009. Di Senayan ia dipercaya jadi anggota Komisi XI DPR RI Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Perbankan.
Di tahun 2009 ia kembali mencalonkan diri dan lagi-lagi ia berhasil lolos dengan periode jabatan 2009-2014, serta di periode 2014-2019. Meski ia dikenal vokal selama di Senayan, pencalonannya di Pileg 2019 berujung pada kegagalan.
Meski demikian Maruarar Sirait pernah meraih penghargaan dari Charta Politika sebagai tokoh paling banyak membuat pernyataan di media massa.
Selama di PDIP, Ara pernah menduduki beberapa jabatan, misalnya menjadi Wakil Bendahara DPD PDIP Jabar (1999-2000), Bendahara DPD PDIP Jabar (2000-2005), Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga (2005-2010), Ketua DPP PDIP (2005–2010 dan (2010-2015), serta pernah didapuk jadi Ketum DPP Taruna Merah Putih (2015).
Setelah tidak lagi di Senayan, Maruarar Sirait masih aktif dengan memunculkan gerakan sosial, khususnya di bidang keolahragaan. Misalnya, di tahun 2008 saat menjadi Ketua DPP menggelar event olahraga. Selain itu ia juga pernah mendirikan sekolah sepak bola (SSB) TMP yang dibuka gratis untuk umum.
اقرأ أيضا:
Maruarar Sirait Keluar dari PDIP
Maruarar Sirait sendiri kembali mendapat sorotan setelah ia pamit dari PDI Perjuangan (PDIP). Ia juga mengaku sudah bertemu dengan jajaran petinggi DPP PDIP.
“Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini dan saya doakan PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang besar,” jelas Maruarar kepada wartawan, Senin, 15 Januari.
“Saya ucakan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto (Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto), dan jajaran partai karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDIP,” tegasnya.
Alasan Maruarur Sirait keluar dari PDIP adalah karena ingin ikut langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Itulah informasi terkait karir politik Maruarar Sirait. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)