أنشرها:

JAKARTA - Sikap Wakil Ketua Komisi V DPR dari Fraksi NasDem Roberth Rouw yang menertawakan kepala BMKG Dwikorita Karnawati berlindung di bawah meja saat gempa tidak lah etis. Apalagi, hal tersebut dilakukan kala terjadi bencana dan di dalam rapat formal.

"Tidak etis pejabat negara seperti pimpinan Komisi V DPR RI menertawakan Kepala BMKG yang berlindung di bawah meja saat gempa, jika dilakukan dalam rapat kerja formal dan serius sifatnya mengejek atau merendahkan (bullying)," ujar Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Andriadi Achmad, kepada VOI, Rabu, 23 November.

Akan tetapi, jika sikap tersebut hanya sekedar gurauan untuk mencairkan suasana ketegangan rapat kerja, maka tidak perlu dipermasalahkan. Hal itu menjadi biasa lantaran BMKG adalah mitra kerja komisi V DPR RI. Di mana tentu sering melaksanakan rapat kerja dan kegiatan bersama.

"Pasti ada kedekatan dan keakraban, sehingga timbul joke atau candaan menertawakan Kepala BMKG ketika rapat kerja," katanya.

Andriadi menilai, secara SOP salah satu mitigasi saat bencana gempa adalah dengan sembunyi atau berlindung di bawah meja. Karenanya, apa yang dilakukan kepala BMKG sudah benar dan mengedukasi masyarakat.

Menurutnya, sebagai mitra BMKG pasti seluruh anggota dewan yang duduk di Komisi V pasti tahu cara-cara menghadapi gempa.

"Saya pikir semua anggota Komisi V pasti tahu SOP mitigasi bencana tersebut," kata Andriadi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi V DPR dari Fraksi NasDem, Roberth Rouw, membantah jika dirinya menertawakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang berlindung di bawah meja saat terjadi gempa para rapat kemarin. Diketahui, guncangan gempa 5,6 M di Cianjur juga terasa hingga Jakarta.

Menurut Roberth, dirinya menertawakan semua yang mengikuti rapat bukan kepala BMKG saja. Sebab, yang lain tidak ada yang berlindung di bawah meja saat gempa terjadi. Bahkan, politikus NasDem itu sempat mencari-cari Dwikorita lantaran tiba-tiba menghilang.

"Sempat menjadi viral karena saya katanya tertawain Kepala BMKG. Yang saya tertawain itu kita (hadirin di ruang rapat). Karena saya cari Ketua BMKG di mana? Ternyata beliau di dalam, di bawah kursi. Tapi saya lihat, di semua ini tidak turun juga, dari Basarnas tidak ada, dari BMKG di belakang semua di atas ya kan. Apalagi dari anggota, kami tidak tahu," ujar Robert di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 22 November.

Justru, kata Roberth, dia setuju dengan imbauan kepala BMKG untuk berlindung. Tapi melihat sekelilingnya hanya diam dia menjadi bingung dan secara spontan tertawa. Roberth pun mengaku tak tahu soal mitigasi bencana.

"Ternyata begitu Ibu Ketua sampaikan ini harus turun, saya kan bilang benar. Ternyata kami ini tidak tahu ya kan, jangan kami anggota Dewan, yang ada di belakang tidak ada satupun yang ikut turun," ungkapnya.

Roberth pun mengapresiasi respons cepat kepala BMKG yang langsung melakukan mitigasi gempa dengan bersembunyi di bawah meja.

"Berarti Ibu Kepala ini betul-betul dia taat kepada apa yang menjadi concern di dalam. Selalu BMKG menyampaikan bagaimana tindakan-tindakan untuk menghadapi gempa, terutama di dalam gedung," sambung Ketua Fraksi NasDem itu.

Legislator dapil Papua ini pun meminta agar imbauan Dwikorita menjadi evaluasi bagi semua pihak, terutama anggota BMKG agar selalu menerapkan SOP dalam kehidupan sehari-hari.

"Nah, ini saya mohon juga perhatian untuk seluruh jajaran BMKG. Jangan selalu memberikan Informasi mengajarkan masyarakat, tapi begitu kena gempa sendiri tidak lakukan itu. Ya, betulkan?," kata Roberth Rouw.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)