Gelar Kegiatan, SOUTH78 Ingin Merangkul Berbagai Disiplin Kreatif
JAKARTA - Kegiatan berbasis komunitas kembali digelar showroom furnitur SOUTH78 pada Rabu, 14-24 September 2022. Kegiatan ini bertajuk ‘Berbagi Masa Depan.’
Direktur Utama SOUTH78 William Simiadi mengatakan, sebagai Collateral Event Bintaro Design District 2022, SOUTH78 hadir dengan harapan dapat merangkul berbagai lapisan dari disiplin kreatif. Mulai dari arsitektur, desain interior, desain geafis, desain produk kuliner, hingga retail saling berbagi peran positif.
“Bersama mengembangkan industri dan ekonomi kreatif, kami di SOUTH78 berharap dapat menjadi solusi dan inspirasi, terutama bagi komunitas yang mengapresiasi desain dan kreativitas, termasuk di area sekitar Tangerang, Tangerang Selatan dan sekitarnya yang area residensialnya banyak didominasi generasi muda,” kata William dalam pesan elektronik yang diterima, Senin, 19 September.
Ada lima karya seni instalasi yaitu Eco Black, Ruang Main, Paska Daksa, Blueprint, Biodiversity Future Archive. Instalasi yang merespons tema utama mengenai harapan baru untuk kehidupan mendatang terutama paska pandemi ini, menjadi platform yang solid dalam berbagai kegiatan kolaborasi multi disiplin.
William bilang, kerinduan terhadap kegiatan pameran semacam ini menarik minat banyak industri kreatif, karena diikuti oleh lebih dari 30 kolaborator dan lebih dari 50 orang pekerja kreatif dari berbagai lini. Acara ini juga menyuguhkan lebih dari 20 lokakarya yang mengajak publik untuk mengekspresikan diri melalui berbagai karya seperti melukis, teknik cetak dan kegiatan seni untuk anak.
“Rangkaian acara ini dimeriahkan juga untuk Design Talks dari beberapa ahli di bidangnya. Kegiatan ini menjadi harapan lahirnya ide dan gagasan kreatif baru dalam perkembangan industri desain dan kreatif di Indonesia. Bahu-membahu dalam mendukung industri ini agar terus maju,” jelasnya.
SOUTH78 hadir menjadi lifestyle creative-hub karena terinspirasi oleh kreativitas sebagai esensi gaya hidup. Harapannya, SOUTH78 menjadi destinasi utama bagi berbagai komunitas kreatif untuk saling berbagi ide dan mengeksplorasi gagasan kerja sama yang solutif dan kolektif.
“SOUTH78 berkomitmen untuk terus berkembang dan beradaptasi di era transisi pasca pandemi, dalam rangka menyediakan ruang publik yang dapat menstimulasi gerakan kreatif dan inovatif untuk berpartisipasi aktif dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia,” ucapnya.
Dalam diskusi itu, salah satu desainer produk furnitur Eugenio Hendro menyoroti terkikisnya jumlah perajin lokal untuk furnitur di Tanah Air. Kata dia, banyak anak muda dari daerah perajin furnitur kini lebih senang bekerja di industri dibanding melestarikan kerajinan tradisional yang sudah membudidaya di tempat tinggalnya.
"Kita ke daerah Jepara saja, di sana kan terkenalnya ukiran. Coba tanya orang Jepara masih mau mengukir atau nggak, kemungkinan besar sudah nggak mau," kata Eugenio.
Menurut dia, masyarakat setempat sekarang lebih senang menggunakan teknologi laser untuk menciptakan sebuah karya seni kerajinan. Meski penggunaan teknologi ini dibebaskan, namun dia merasa nilai luhur dari kerajinan itu dapat memudar.
"Nilai dan jenis-jenis traditional craft (kerajinan tradisional) yang sebenarnya jadi nilai luhur bangsa atau cara orang memahami material yang ada di sekitarnya dengan membuat sesuatu, itu semakin ke sini semakin jarang dilakukan," ujar Eugenio jebolan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
اقرأ أيضا:
Contoh lainnya, kata Eugenio, para pemuda di Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Di sana banyak gunung marmer, namun jumlah perajin tradisional di sana tidak begitu banyak.
"Mereka lebih suka bekerja di perusahaan asing untuk bikin tile, dibandingkan memahat sendiri. Alasannya bukan karena mereka tidak bisa memahat, tapi di perusahaan mereka dibayar harian, memiliki pendapatan tetap dan lebih secure (aman)," imbuhnya.