Jokowi Khawatir Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia Merembet ke Indonesia: Kita Harus Tetap Waspada
JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengkhawatirkan kondisi kasus COVID-19 dunia, yang sedang merangkak naik dalam beberapa minggu terakhir, akan "menular" ke Indonesia. Padahal, saat ini kondisi pandemi di Tanah Air sudah membaik.
Jokowi menjelaskan, keterisian tempat tidur, positivity rate, kemudian angka reproduksi (Rt) virus corona telah berada di bawah standar WHO. Lalu, selama beberapa hari terakhir, kasus harian berada di bawah 1.000 kasus.
"Artinya pada posisi yang baik, pada posisi yang rendah. tetapi perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir," kata Jokowi dalam pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia, diunggah akun Youtube Sekretariat Presiden pada Selasa, 26 Oktober.
Jokowi memahami saat ini perkembangan kasus COVID-19 harian telah menurun drastis, dari puncaknya yang pernah menembus 56 ribu kasus per hari. Namun, ia mewanti-wanti saat ini perkembangan kasus dunia mulai naik.
Dia menjelaskan, tren kasus dunia dalam minggu ini naik 2 persen. Padahal, 3 sampai 4 minggu yang lalu, tren kasusnya turun.
"Di Eropa misalnya, dalam minggu ini naik sampai 23 persen, di Amerika Selatan naik 13 persen. Inilah yang harus mengingatkan kita bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada, karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian," ungkap Jokowi.
Baca juga:
- Hasil Survei 19,9 Juta Orang Niat Mudik Libur Natal dan Tahun Baru, Jokowi: Saya Minta Betul-betul Dikelola
- Gedung Putih Tegaskan Tolak Klaim Eksekutif Donald Trump Terkait Dokumen Seputar Penyerbuan Capitol Hill
- Wapres Ma'ruf Amin ke Badan Publik: Sikapilah Kritik dengan Santun, Sesuai Ketentuan dan Adab
Jokowi mengungkapkan tren kenaikan kasus dunia disebabkan oleh tiga faktor. Faktor pertama dalah relaksasi yang terlalu cepat tanpa melalui tahapan pelonggaran pembatasan.
Faktor kedua adalah masalah protokol kesehatan yang tidak disiplin lagi. "Di beberapa negara sudah lepas masker lepas masker, di pertemuan terbuka maupun di tempat tertutup," tutur dia.
Faktor ketiga yang mengakibatkan kenaikan kasus di suatu negara adalah pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah yang tak mematuhi penerapan protokol kesehatan, serta pengawasannya yang lemah.
"Kita juga perlu pengawasan, manajemen pengawasan lapangan sangat-sangat diperlukan. Sehingga, kejadian-kejadian yang ada di negara lain tidak terjadi di sini," imbuhnya.