Banjir Rendam 3 Desa di OKU Sumsel, 140 Rumah Warga, Sekolah, Masjid dan Jembatan Rusak
SUMSEL - Sebanyak tiga desa di Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan (OKU Sumsel) diterjang banjir bandang pada Minggu, 17 Oktober kemarin malam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Amzar Kristopa mengatakan, intensitas curah hujan tinggi yang terjadi kemarin malam sejak pukul 19.25 WIB menyebabkan Sungai Ogan di wilayah Kecamatan Muara Jaya meluap hingga menimbulkan bencana banjir bandang.
Sebanyak tiga desa di kecamatan meliputi Desa Lubuk Tupak, Muara Saeh dan Desa Lontar digenang banjir bandang dengan ketinggian air mencapai 1-1,5 meter. Tercatat sebanyak 140 rumah warga terdampak banjir.
"Beruntung dalam musibah ini tidak ada korban jiwa," kata Amzar didampingi Manager Pusdalops Gunalfi di Baturaja, Antara, Senin, 18 Oktober.
Akibat bencana alam tersebut ratusan rumah penduduk di tiga desa direndam banjir dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Baca juga:
- Listrik Kini Menyala Bagi Masyarakat Miskin Ekstrem di NTT, Wapres: Tetap Berhemat
- Wapres Minta Gubernur NTT Victor B Laiskodat Kerja Keras, Ada 5 Kabupaten yang Masuk Kategori Kemiskinan Ekstrem
- Wapres Perintahkan Pemprov Papua Barat Tangani Kemiskinian Ekstrem di 5 Kabupaten
- Usut Megakorupsi e-KTP, KPK Periksa Pihak Swasta Terkait Proses Penjualan Barang
Selain itu, banjir tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti balai desa, masjid dan sekolah tergenang air dengan ketinggian air antara 50-70 cm.
Bahkan, jembatan gantung di Desa Lubuk Tupak rusak berat akibat lantai jembatan sepanjang 15 meter itu hilang terseret arus sungai.
"Untuk kondisi saat ini air sudah mulai surut. Kami sudah menerjunkan personel dan alat berat untukku membersihkan material bekas banjir," ujarnya.
Meskipun air sudah surut, Ia tetap mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi banjir susulan mengingat intensitas curah hujan di Kabupaten OKU diprediksi masih akan terjadi selama beberapa hari ke depan.
"Khususnya masyarakat yang bermukim di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) agar siaga menghadapi banjir susulan suapaya tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.